Mari Belajar 'Membaca Dan Menulis' Bersama sama
Mari 'Mengeja Dan Memahami Kata' Bersama sama

Semoga Bersama sama Kita Bisa
Amiin Yaa Robbalallamiin....

Kamis, 23 Desember 2010

KU BERDIRI DGN DINDING HATI
AKU BERJALAN DGN SEPENGGAL AKAL
AKU TAK BERANI LARI TAKUT DIKEJAR MIMPI
...
FANAKU BUKAN FANAMU
... 
DI FANA"NYA" KUSIMPUHKAN JIWA RAGA


HAIKU: 
DESEMBER
SINGGIH WIDODO

INDAH

MEMBAUR RASA
SEJUKKAN JIWA RAGA
CERAHKAN FANA

  

Rabu, 22 Desember 2010

DIBENTANG ALAM
HANYA LUMUT YANG MAMPU RUNTUHKAN KARANG
DISANTAPNYA KERAS KARANG JADI BUTIR BUTIR TANAH MEREMAH
...
" KEKERASAN AKAN HANCUR DENGAN KELEMAHLEMBUTAN "

Minggu, 12 Desember 2010

HITAM PUTIH KEHIDUPAN
BAGAI KEDUA TANGAN KITA
SALING MELENGKAPI DI HIDUP
TUK SEMPURNAKAN KEHIDUPAN
BIAR HIDUP MAKIN BERTAMBAH HIDUP
...

Kamis, 09 Desember 2010

PENGORBANAN..
- Bagai Relanya Kelopak Bunga Untuk Luruh Demi Tumbuh Berkembangnya Bunga Menjadi Buah.
Aku Bagai Tunas Akar ilalang
menyusup Menyelinap diantara Gelap
Cari Terang Penerang, Tuk Tumbuh dan Berkembang
Demi Generasi ke Generasi Sepanjang Jaman...

Sabtu, 04 Desember 2010

BUSA KATA 56

oleh Singgih Widodo pada 05 Desember 2010 jam 11:07
Untuk Mengenang Adikku
LISA AYU PUTRI SUROSO
Telah Berpulang dengan Damai
Tgl.03 Desember 2010 Jam 21.45 WIB
(MOHON DO'A NYA SEMOGA DIA DAMAI SELAMANYA..AMIIN)


Adikku, ..
Sangat Dalam Rasa Pekat Langitku Selimuti Kepergianmu
Tegarmu ingatkan Makna Bahwa " Hidup Penuh Perjuangan Hidup "
Meski Begitu Muda Kau Kembali PadaNYA
Asamu Yang Pupus,Kucoba Pungut Satu Satu
Aku Rangkai Lagi Satu Satu Asamu Semampu Kemampuanku
Meski Rangkaianku Tak Sesempurna Asa Aslimu
Aku Yakin Keteguhan Dinding Asa Hatimu Mampu Jiwai Jiwaku
Jiwa Teduh yang Dinginkan Panas Terik Mentari di Tengah Hari
Jiwa Sejuk Yang segarkan Radang Hati jadi Senangkan Diri
Jiwa Berjiwa Yang Lapangkan Sesaknya Rongga Dada
Jiwa Yang Selalu Damaikan Jiwa Jiwa Lara
Itulah Jiwamu, Adikku...

Adikku,..
Kutundukkan Kepalaku Demi Terang Jiwa Sukmamu Saat MenghadapNYA
Kuluruhkan Jiwa dan Ragaku Demi Lapang Terang Jalanmu Ke JalanNYA
Dan Kuajak Ibu Bumi Tanah Pertiwi Tuk Simpan Bersih Putih Ragamu 
...
Adikku,..
Beristirahatlah dengan Segala Ketenangan dan Ketegaranmu
Aku, Hanya mampu antar Kamu dengan segala Do'a padaNYA
" SEMOGA JIWAMU MEMBEKAS PADA SESAMA,
JADIKAN SEMUA JIWA  YANG BERJIWA "
Amiin YRA...

S e l a m a t   J a l a n   A d i k k u...


Minggu, 04 Desember 2010 AM 11.30 LT
SINGGIH WIDODO
Telah Patah Ranting Pinus Tua Tepi Samudera. Dibawanya Ranting Kering Yang Bersih itu oleh Angin ke Nirwana...Disana, Bersama Dewa Dewi kan dibuat Seruling Terindah yang Mampu hibur semua Warga Kayangan...Semoga Suara Serulingnya mampu Tenang dan Damaikan Warga Dunia Fana...Amiin YRA. Biar Pinus Tua Tepi Samudera Rasakan Betapa Dia Berguna utk Sesama...

(MENGENANG MENINGGALNYA ADIKKU ...LISA AYU PUTRI SUROSO TGL.03 DESEMBER 2010)

Jumat, 03 Desember 2010

SEJAUH JAUH IKAN SALMON HIDUP DI SAMUDERA, DIA AKAN KEMBALI KEASALNYA...DEMI KELANGSUNGAN HIDUP ANAK CUCUNYA DI PEGUNUNGAN.

Semula Kupikir tak perlu banyak mikir, Tapi Logika terus Menggoda untuk Kencangkan Pikiranku...hmmm, Logika kalahkan segalanya dan pikiranku tak bisa lepas dari Lubang Logika, meski Keajaiban Tuhan menyertainya...hmmm...

BUSA KATA 55

oleh Singgih Widodo pada 04 Desember 2010 jam 12:02
Dari kering tulang dan ceceran darah Urat Nadiku
Kutanam Pohon dengan harapan Jadi Perindang Hidupku
Dari tetes demi tetes bulir bulir deras panas  Keringatku
Kurawat dan kujaga kesuburannya di Kehidupanku
Dengan Harap Rindangnya mampu Teduhkan Rasa
Dengan Harap Rindangnya Jauhkan Kering Dahaga
Dengan Harap Rindangnya Bisa Tenangkan Jiwa Lara
...
Teriring Gerak Mentari Rembulan saling kejar saling pacu
Rindang dan teduh pohonku payungi hidup Kehidupanku
Damai Tenang dan Hangat Selimuti Hari Hari di Nafasku
...
Sampai Tiba Saatku, Diantara Riuh Topan terus Meradang
Kerindangan Pohonku Tak Berarti Senangkan Semua Orang
Tiupan Topan gugurkan dedaunan Yang Tepat Kemuka Jalang
Marah Meradang bagai api dalam sekam tertiup angin Malam
Sang Muka Jalang sumpahi Rindang Pohonku diterik hariku
...
Aku Bagai Disambar Ribuan Kilat Petir ditengah Ladang Ilalang
Saat Anginku berikan kabar ada orang yang mau menebang
Dianggapnya Rindang Pohonku tutupi Cerah Sinar Mentari
Dianggapnya Rindang Pohonku Kacaukan Jiwa Jiwa Gamang
Dianggapnya Rindang Pohonku Tutupi Sinar Mata Mata Jalang
...
Kucoba Pertahankan Kerindangan Pohonku dari para Penebang
Dengan Mentari Rembulan dan Bintang jadi saksi segala Aksiku

T a p i...

Mungkin Tuhan Telah Tetapkan semua yang di KehendakiNYA
Disela Rasa ingin dinginkan Rasa, aku terlena dengan segenap Rasa
D i t e b a n g n y a Rindang Pohonku dengan penuh Tergesa gesa
Aku Terjaga dan kukejar si Penebang yang Tunggang Langgang
Kupacu lariku sekuat kemampuanku ,Bagai Singa Mengejar Mangsanya
Satu satu aku mampu tangkap Pecundang Penebang Rindang pohonku
Kupaksa mereka memakan kering daun dari guguran Pohon Rindangku
Dan Kutempatkan Mereka diantara dinding dinding dari Ranting Pohonku
...
K i n i
Pohonku Tak Serindang dulu di Hidup Kehidupanku
Aku coba Bertahan dari Panas sengatan Terik Mentari
Aku coba Bertahan dari Gigil Dingin Rasa dari Tegasnya Cuaca
...
Disaat Rasa Segala Rasa Rajam Jiwa dan Ragaku
Si Penebang Rindang Pohonku sampaikan Rasa baiknya
Dirayunya Aku untuk Besarkan lagi pohonku yang dulu Rindang
Aku Diam...
Aku dalam hatiku
tetap akan coba terus Rindangkan Pohon Pohonku
Meski Tanpa ada yang meminta merindangkannya
Meski Rindangnya Entah...
Aku Yakin nanti.. 
Rindang Pohonku akan Serindang Teduh Hatiku dan Semua Saudaraku
Semoga...
Amiin YRA
...

Sabtu, Tgl 04 Nopember 2010 12.30 LT
SINGGIH WIDODO

Senin, 29 November 2010

Selalu Ada yang Kurang diantara yang Lebih
Bukan untuk 'mengurangi' atau 'melebihi'
Tapi untuk 'membagi bagi' Kurang Lebihnya
Dihidup Kehidupannya antar sesama
...
...Biar Hidup makin Hidup di Kehidupan

Minggu, 28 November 2010

memang sudah jamannya
JAMAN JANGKRIK NGERIK WAYAH PANAS TERIK
...
Hmmmm...

Sabtu, 27 November 2010

BUSA KATA 54

oleh Singgih Widodo pada 28 November 2010 jam 10:02


Aku makin jauh dari tahuku
Diantara Basah Hijau Padang Ilalang 
Dan Segar basahnya pepohonan Rindang
Ada yang coba Bakar Lembab Semak Belukar
Dicobanya Apiku, demi puja Gila dia punya Tujuan
Biar Nyala Api makin kobarkan dendangan Dendam
...
Kata Sepatahku dipatahkan dan ditelan tanpa Pikiran
Mentah Mentah dikunyah Kataku, tanpa dicerna Makna
Dipikir Kataku Makanan Lezat yang  bongsorkan  badan
...
Heranku makin menjulang dan coba  getarkan  Perasaan
Nelangsaku terus kikis habis Kekokohan Kuda Kuda Jiwaku
Rasa Jiwa Ragaku  serasa tanpa Rasa saat coba Rasakan
...
Bagaimana mungkin Api akan padam jika terus dikobarkan
Bagaimana mungkin Kita bersihkan diri tanpa Air tercukupi
Api dan segala jenis Api Pasti mati tersiram dingin Air Hati
Api dan segala jenis Api Tak akan Menjadi jika Kita kendali
Api dan segala jenis Api akan Berarti jika Kita Memahami
...
Api Mesti kita Kobarkan dalam Wujud Terang Cahaya
Api Mesti Kita Kebiri dalam Diri Biar Jadi Penuh Arti
Api Mesti Hangatkan Kita di Hidup Kehidupan Kita
...
Biar Hidup Terasa Lebih Hidup di Kehidupan Fana
Biar Hidup Kita Makin Hidup dengan Sesama
...
Apiku Apimu Api Kita Ciptakan Hangat Rasa
Rasa Bersaudara diantara Belantara Fana


Minggu, 28 Nopember 2010 AM 10.30 LT
SINGGIH WIDODO

Jumat, 26 November 2010

BUSA KATA 53

oleh Singgih Widodo pada 26 November 2010 jam 15:38


Jejak Berjenjang Aku dituntun Bayang
Bertahap langkahku padukan arah Tujuan
Setapak Sejengkal Akalku Kendalikan Haluan
Putar Otot Otak Kepala tuk terjang penghalang
Tuk Hadapi Himpitan Waktu dan Libasan Sang Ruang
...
Berjajar Beriringan Derap Kuda saling rapatkan Barisan
Mendengus menjejak kaki Kuda pijakkan Rasa Wibawa
Berbalut Tebal Kepul Debu Ibu Bumi Tanah Pertiwi
Dan berhiaskan lelehan Serpihan Hati Nurani
Iringi Diri Sejati cari sosok yang disegani
...
Riuh bergemuruh saat Hati temukan Diri
Rasa segala Rasa berjejal di rongga Dada
Warnai warna warni Hari saat Meniti Hari
Gelap pun Terbelah Terangnya Rasa Hati
Menyatu Jadikan Diri Sejati Berharga Diri
Teriring Roda Ruang Waktu Saling Kejar saling Pacu
Dan Coba Kendalikan Keseimbangan Putaran Ruang Waktu
Hingga Terwujud Hidup yang Makin Hidup di Kehidupan
Kini Dan Nanti...

Jum'at, 26 Nopember 2010 PM 04.30 LT
SINGGIH WIDODO

Selasa, 23 November 2010

Kucoba bakar diriku tuk padamkan apiku
Demi tetep nyalanya Mentariku
Kini dan Nanti
...

Senin, 22 November 2010

Berdiri Aku diantara dua kaki
Menjejak tanah Ibu Pertiwi
Coba rasakan Diri
Antara Langit dan Bumi
Ada Batas Sangat Haqiqi
Batas Kemampuan Diri
Dalam Jalani Langkah Hidup Duniawi

Minggu, 21 November 2010

Biarlah ...
Kutenggelam di SamuderaMu, 
Jangan Kau Damparkan..
Karena aku tak mampu Berenang Jika Kau damparkan Jiwa Ragaku..
Ku perlu Kedalaman SamuderaMu...
Meski Arus Deras Hajar aku tak apalah, 
Aku kan Renang Semampuku... 
GBU MY BRO 'N SISTA...
Amiin YRA

Sabtu, 20 November 2010

Akar tak pernah Bosan menopang Batang. Udara Tak Malas Turun Tangan Legakan Nafas Kehidupan. ... Seberapa Bosan Dan Malas Kita Sayangi Sang Pembuat Kehidupan? Aku hanya malu pada diriku Sendiri ...

Bulan menggiring Malam
Dibawanya Gelap pada Terang
Meski Remang, Jelas terlihat Bayang
Samar jelas tampak, Semar bukan Samar
...

BUSA KATA 52

oleh Singgih Widodo pada 19 November 2010 jam 21:46
Menepi Diriku di Lorong tak Bertepi
Kucoba Buka Tirai Tirai Pembatas Mimpi
Kutenggelamkan diri di Segara Hati
Kuhanyut dan lepas dari Perhiasan Diri
Kedalam Samudera Sejati Illahi Robbii
...
Hening Tikam Sepi diujung Hati Sanubari
Terang Terjang Kelam dicelah Hati Nurani
Aku Terdiam dan terkunci segala Kata Hati
Aku Menggigil berselimut Dingin Kotor Diri
Aku Gemetar
Aku Menggelepar
Aku Terlempar
Aku Tak Sadar
Tak Sadar Aku di Alam Bawah Sadarku
...
Sang Ruang Membuai Ketidaksadaranku
Sang Waktu Menimang manjakan istirahatku
Hingga datang padaku Cahya Terang Kemilau
Sambut Ketidakberdayaanku yang beku membeku
DihangatkanNya sekujur Tubuh Jiwa dan Ragaku
Dengan Api yang Bercahyakan Kemilau CahayaNYA
Terpaku Aku Tak Mampu lakukan apa yang Aku mampu
Aku Coba Bangun dan Berdiri di Alam Bawah Sadarku
Bersama CahyaNYA Aku dipandu untuk coba Berjalan  
Setapak, Sehasta, Sejengkal coba langkah Kujejakkan
Ringan, Melayang, Rasa pijak pijak kaki Kua ayunkan
Belum genap langkah ketiga kuayun, ada Suara Gaduh
Dalam Sepersekian kedipan mata Suara itu makin riuh
...
Aku terbangun dari tak sadar dialam bawah sadarku
Dibangunkan Suara Gaduh Ibu Bumi Tanah Pertiwi
Merintih rintih minta supaya aku selalu menemani
Untuk Bersama sama habiskan Ruang Waktu
...

Singgih Widodo
Kamis, 18 Nopember 2010

Selasa, 16 November 2010

Hanyut aku larut
Coba Menyelam malah Tenggelam
Melayang layang Aku dikedalaman RasaMu
Rasa Segala Rasa yang Padukan Jiwa dan Raga

...RASA KEBERSAMAAN...

BersamaMu Aku Satu
BersamaMu Aku Padu
Isi Lorong Ruang Waktu
.....

BUSA KATA 51

oleh Singgih Widodo pada 16 November 2010 jam 11:38
Ditengah hari Kutebar biji kata hati
Diantara koar Camar menggelepar kena lempar
Diantara Terik Mentari bantu membuai mimpi mimpi
Dan Diantara Angin Sepoi Pendingin Hati Sanubari
Biji Kata Hatiku kucoba tanam ditaman Hati Nurani
Teduh meneduhkan dan Dingin mendinginkan
Serta Damai menentramkan segala gundah Rasa
(Insyaallah)
...
Jauh diantara kaki langit dan batas Samudera
Disana dicelah celah kerasnya cadas batu api Rasa
Dianku coba tetap tegarkan pancaran terang pijarnya
Meski berselimut dingin angin dan sepi segala bara rasa
Dianku menyala dengan gigil diri yang menusuk hati
Walau nyalanya tak seberapa, hangatnya membahana
Membekas didinding dinding pembatas Hati Sanubari
...
Dipuncak aku lihat lembah dan segalanya
Di Samudera kurasakan kedalaman Rasa
Dibalik Ketinggian dan Rendahnya Bumi
Geligir Hati terus dibayangi pijar Api
Yang Panasnya jadi terapi Diri Pribadi
Dan Sehatkan Jiwa Raga dari segala Lara didada
(Insyaallah)
...

Singgih Widodo, 16 Nopember 2010 AM 11.30 LT

Rabu, 10 November 2010

Aku Berpikir...



Mestikah sesuatu harus dipikir ?


Jika Yang Dipikir adalah Sesuatu yang Tidak Mesti ?


...


Aku Larut Dalam Diam


Sampai Tak Tahu Diamku Larut Kemana...


...


To Be Spirit Every Body...Okeeeeeey ?????


COME ON BODY...WAKE UP..WAKE UP...

Senin, 08 November 2010

BUSA KATA 50
oleh Singgih Widodo pada 09 November 2010


Aku Luruh..






Jiwaku bergemuruh






Aku Terhenyak..






Ragaku tak mampu berbuat banyak






Aku Trenyuh..






Tanganku hanya mampu berbagi sedikit hasil peluh






...






Ibu Bumi Tanah Pertiwi terbaring tak sadarkan diri






Berselimut duka bertilamkan segala rasa Lara






...






Merapiku






Abumu Kelabu






Mentawaiku






Tsunamimu Sendu






Wasiorku






Hijaumu Berbalut Pilu






Dan Tanah lain Bumi Pertiwiku






Ramaikan luka yang terus menganga






Mengkristalkan segala rasa perih Ibu Bumi Tanah Pertiwi






...






Kupandang Langit, Makin Sempit






Kupandang Darat, Makin Pekat






Kupandang Laut, Makin Surut






Aku Nanar Kepala Berputar






Menggelepar Tak Sadar






Pingsan penuh Tangisan






...






WaktuNYA sadarkan aku






RuangNYA beriku peluang






Agar Alamku bisa Seimbang






Biar Air Mata tak terus bermata air






Dan biar Ibu Bumi Tanah Pertiwi Berseri seri














T A P I...






Kapan itu Terjadi ????






Kukembalikan pada Illahi Robbii






Semoga DIA beri Kebaikan Segalanya






Amiiin YRA














Selasa, 09 Nopember 2010 PM 12.50 LT






SINGGIH WIDODO





Minggu, 07 November 2010

Apalah arti sebuah EGO



Jika Diri masih belum mampu Berdiri


Apalah Artinya Prinsip


Jika banyak sesama kita Hidup Sakit


Apalah Arti Hidup


Jika dengan Sesama Tidak mau saling Menghidupi


...


Apalah arti semua Tulisanku ini??


Aku juga masih belajar mencari semua artinya ini...

Selasa, 02 November 2010

Nafasku



Rindukan Hawa Suci Samudera


Nafasku


Terselip diantara Pinus Tua Tepi Samudera


Nafasku


...Tersimpan rapat di Iga Rongga Dada


...


Diam lakukan Perjuangan


Biar Tumbuh Hidup lebih Hidup


...
Saudaraku..



Yang Berselimut Duka Membara


Kucoba Bendung Mataair Airmatamu


Dengan Doa semampuku aku Berdo'a


Semoga Airmatamu jadikan Intan Berlian di Hidupmu


...Amiin...
Debu



Merapi Hujani Debu


Kasih Tahu, Kita dari Debu


Kita Dari Debu Kembali ke Debu


Kita persiapkan Debu Kita Bersih Suci


...


Debu


Debu Debu


Ragaku Debu


Jiwaku NUR"MU"


Satu tuk MengabdiMU

Senin, 01 November 2010

Tuhanku..



Darahku juga Darah Saudaraku


Tulangku juga Tulang Saudaraku


Jiwaku Jiwa Saudaraku juga


...


...Ampunilah Hamba dan Saudara HambaMU


Yang Sadar /tak Sadar mengotori Darah, Tulang dan Jiwa di Dunia Fana


Redakanlah segala Bencana...


Di TanganMU aku Bersujud dan Bersimpuh..


Amiiin YRA...
Ranting Cemara yg dulu menopang Dunia dari teriknya Surya



Kini..


Luruh Layu


Kotor Berdebu


Tak sanggup Hadapi Kata Hati Merapi


Jejak lari kaki membekas keras membatu


Teriring Tangis Pilu disudut sudut Ruang Waktu


Jadi Penghias Cantiknya Ibu Bumi Tanah Pertiwi...


( Saudaraku...Aku Yakin Deritamu Takkan Lama )6

Rabu, 06 Oktober 2010

Aku Perlu Matahari



Panas Menerangi


Aku perlu Rembulan


Dingin Penerang Kegelapan


Aku Perlu Bintang


Penghibur Hati Bimbang


...


Dan Perlu Semuanya


Untuk Bantu aku Belajar


Membaca


Menulis


Dan Berhitung


...


Biar Hidup Tahu Arti Hidup

Selasa, 05 Oktober 2010

Aku



Pada Masaku


Tenang dalam Jalang


Jalang diantara Akar Ilalang


Saling Melintang cari Penerang


...

Rabu, 29 September 2010

Ranting pagi menari nari bersama Kenari



Riang tandakan senang


Lihat Mentari bangun pagi tanpa bersedih hati


Sementara embun pagi diantara pucuk duri


Sesali diri tak sempat sapa Mentari pagi


......


Kuamati Mereka sambil nikmati kopi dicelah pagi..
Kubenturkan wajahku pada dinding dinding Sanubari



Tanpa rupa penuh jelaga


Kutunjukkan mukaku pada sesama, mereka tertawa


aku heran penuh tanya ,tak tahu sebabnya


karena aku hanya perankan drama

Minggu, 26 September 2010

Pinus Tua bercerita


Tentang Riak Gelombang Samudera

Tentang Koar Pekik Camar

Tentang Angin Dingin Samudera

Dan Pasir Putih yang Lirih Berbisik...

Aku Cermati Kata Kata Pinus Tua

Tuk ambil yang Berguna.. sekitar sejam yang lalu hapus

Sabtu, 25 September 2010

BUSA KATA 25


.oleh Singgih Widodo pada 15 September 2010 jam 13:24.







Pagi tinggalkan memerahnya Dini Hari



Kicau Kenari bantu Sang Mentari sibak Pagi



Embun Pagi merias diri berkaca pada Mentari



Tetes demi tetes dia sisiri bias pendaran Mentari



Indah menyilaukan tanpa timbulkan panas membakar



...



Tak jauh dari mataku arahkan pandang



Kunang dan Burung Hantu tidur saling berpangku



tak peduli hiruk pikuk gegap gempitanya Dunia fana



tak hiraukan deru nafas leher leher jenjang gapai angan



tak mau tahu dengan segala apa yang manusia inginkan



...



Saat Mentari berlari penuhi panggilan Hari



Sang Pemimpi tertawa tawa lebarkan muka



Sebarkan benih benih guna ramaikan Dunia



Demi majukan Peradapan agar lebih beradap



Demi usaha baluri hidup lebih hidup dikehidupan



Demi Terangnya Dunia dari titik sudut remangnya



...



Sementara itu, disisi sudut yang berbeda



Pandang mataku nanar jauh dari berbinar binar



Dibalik gelak tawa ria, ratap tangis duka menggema



Getarkan dinding dinding Rasa bagi Jiwa yang Berjiwa



Orang Berjiwa basahi muka dari air mata bermata air Rasa



...



Aku diam



Aku coba lihat lihat



apa yang ada disekitar kita



...



Alhamdulillah, Ternyata Saudaraku banyak yang Jiwanya Berjiwa











Rabu Legi, 15 September 2010 PM 02.00 LT



SINGGIH WIDODO
BUSA KATA 26


.oleh Singgih Widodo pada 17 September 2010 jam 16:55.Padi menguning tangkai menjuntai



Meluruhkan bulir bulir bernasnya



pada pagi yang ramah menyapa



Lalu menari diantara riuh Pipit bernyanyi



Anggun



Indah



Gemulai



Tariannya iringi simponi nyanyian hati



...



Kupandang langit cerah pagi diantara sela sela Padi



Kuhirup dalam dalam wanginya bau sekam



Dadaku kupenuhi bau sekam yang masih perawan



Segar



Damai



Tenang



Menyusup ke tulang belakang



Mengikat erat butir butir darahku



Jadikan satu hidupkan nafas nafas hidupku



...



Nafas yang gerakkan siklus kehidupan



Nafas yang bangkitkan jiwa terang



Nafas yang baluri hawa suci nadi



"Demi hidup lebih hidup"







Jum'at Pon, 17 September 2010 PM 05.30 LT



SINGGIH WIDODO
BUSA KATA 27


.oleh Singgih Widodo pada 18 September 2010 jam 13:03.Meniti hari dicelah pagi



Menyibak dedaunan hijau menguning Diantara Lebatnya Belantara Bumi



Kusingkap tabir rona Mentari yang tertutupi ranting kehidupan ini



Samar



Kupandang datar



Sepanjang garis jalan



hanya tampak ladang gersang



Menghadang.



Kontras dengan apa yang kurasa saat masih dalam belantara.







Heranku makin menjadi, namun segera kubungkam dengan sejuta tanya



tanya yang berporos



Pada hukum Sebab Akibat



"Kita Yang atur langkah, Kita sendiri yang harus bisa menerima akibat dari langkah kita"



"Kita yang memutar Hidup, Kita yang akan menerima akibat dari perputaran itu "



"Bukankah Adam turun ke Dunia karena Perbuatannya?"



...



Meski semua itu rahasia Yang Maha Kuasa



Kita harus mencoba belajar "Membacanya"



Salah baca tak apa apa



Tidak bisa membaca, Kita mau jadi apa??







Sabtu - 18 September 2010 PM 01.30 13:28:27



Singgih Widodo
BUSA KATA 28


.oleh Singgih Widodo pada 21 September 2010 jam 16:02.Bismillahirrahmanirrahiim...







01."Gerak Sejurus Menebas Bayangan"



Ambil Hawa satukan Jiwa



Penuhi rongga dada



Buang segala rasa







02."Sejurus Berputar Tikam Bayangan"



Baluri diri Hawa Murni Sejati



Dari pusara diri







03."Kuatkan Lengan , Cengkeram Bayangan"



Hawa murni aliri urat urat nadi



Membakar rasa kosongkan indera







04."Kuda Kuda Sempurna, Hentakkan Bayangan"



Satukan hawa dalam padunya tekat membaja







05."Berguling Menggulung Bayangan"



Tahan nafas dalam sekedip mata



Satukan tenaga pada Pusara







06."Bersila Sempurna Mendekap Asa"



Sugestikan Diri Menyatu pada Illahi



Baca Segala Puja Puji Illahi Robbii







Alhamdulillahirrobbil"allamiin...



Semoga Busa Kataku mampu sinari Hidup Kehidupan Saudara Saudariku...



Amiiin Yaa Robbal'allamiin...











Selasa ,21 September 2010 AM 10.45 LT

BUSA KATA 29

.oleh Singgih Widodo pada 23 September 2010 jam 10:27.

Aku ikuti



Dibilang "mbebeki"











Aku lama menghilang



Dibilang Sang Pecundang







Aku dekati sekali lagi dan lagi



Dibilang Aku sangat lebay sekali



...



Hahaahaaahaaaa



...



Aku penasaran



Kucerminkan mukaku



Cermin datarku beriku tahu



Lihat Rambutmu



Mulai malas dengan warna hitam



Lihat Jidatmu



Suka meniru muka jeruk Purut



Lihat Matamu



Mulai senang berkunang kunang



Cermati Mulutmu



Jagalah dari kata berbusa tanpa makna



...



Kagetku bukan alang kepalang



"Beraninya Kau berkata begitu..!" geramku



Belum sempat melampiaskan hawa panasku



Dari belakang Ibu datang dan bilang :



" Tidak perlu lama bercermin, Cepat basuh mukamu "



" Antar Ibu ke Makam Kakek, Nenek dan Saudaramu "



" Sudah saatnya Kita memahami Keberadaannya, anakku"



...



Aku



Ikuti apa kata Ibu



Biar tidak dibilang "mbebeki" lagi



Aku



Pahami kata kata Ibu



Biar aku tahu hidup Sejatiku



...



Terima kasih Ibu



Terima kasih Ibu



Terima kasih Ibu



...







Kamis Wage, 23 September 2010 AM 11.00 LT



SINGGIH WIDODO

Jumat, 17 September 2010

Pada siang kubenturkan wajahku pada Mentari



Hangatnya melumuri nadi tembus ke hati


...


Pada malam kudekatkan mukaku pada Rembulan


Dingin segarkan pikiran


...


Pada Bintang aku hanya mampu memegang


Meski bukan panas meradang, Kerlap kerlipnya menyilaukan


...


Diantara gelap terang aku kan coba terus lanjutkan jalan


Demi isi ruang waktuku...

Selasa, 14 September 2010

BUSA KATA 24


.oleh Singgih Widodo pada 12 September 2010 jam 20:42.

Bersama angin meniup Pinus menebar angan
Segarkan pikiran petik hikmah kehidupan
...
Angin sepoi ajak embun nikmati pagi
Ramah menyapa belai rambut kepala dini hari dinginkan hati
...
Dipuncak bukit bertengger Sang Elang perkasa
Tajam pandang matanya pancarkan sinar lentera
Sinar Kuasa dari tonggak Daerah wibawanya
Kokoh cengkeram panji panji peradapan manusia
...
Bertahap arus air kemuara
Deras mengikat butir butir sedimen kehidupan
Susun endapan hati ciptakan Delta di Muara Jiwa
Harapkan tumbuh lebatnya belantara peneduh rasa
...


Minggu, 12 September 2010


Singgih Widodo
BUSA KATA 23


.oleh Singgih Widodo pada 08 September 2010 jam 12:59.


Mengendap
Sendirian
Perlahan
Coba selami riuhnya arus Kehidupan
...
Menepi
Beriringan
Sejalan
Padukan warna warni sedimen Kehidupan
...
Lekat Ragaku
Melekat erat bak endapan sedimen hidup Kehidupan
Masin Jiwaku
Berbau tajam sejajarkan bau masinnya Kehidupan
Asin Rasaku
Rasa Garam Muara Pantai Samudera Rasa
...
Dan
Aku coba pisahkan ilalang diantara hamparan menguningnya padi sekam
...
Semoga Lekat Ragaku dijauhkan dari ranjau tunas akar akar ilalang
Semoga Masin Jiwaku mampu baluri wanginya hidup kehidupan sesamaku
Semoga Asin Rasaku tak hambarkan semua rasa hidup kehidupan sesamaku
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...


Rabu Wage, 08 09 10 : PM 01.30 LT


SINGGIH WIDODO

Rabu, 08 September 2010



Berlayar ke samudera cari Mutiara terindah didalamnya...
Berjalan semampunya demi bekal hidup selanjutnya...

Sabtu, 04 September 2010

Dan padang ilalang pun bisa tersenyum ceria, karena Sang Rembulan sinari kegelapannya...



Ironisnya, akar akar ilalang merintih rintih coba cari cari cahaya terang diantara kegelapannya...hmmm

Minggu, 29 Agustus 2010

Tuhan,..

Kalo boleh memilih

Kupilih ngelupas kulit kakiku

Kupilih retak tulang belulangku

...

...Demi kedua Bapak Ibuku....S U N G G U H...!!!!!


PACITANKU..
Oleh Singgih Widodo

Pacitanku..
Kau Cantik
Kau Menarik
Kau sangat Simpatik
...
Raut Wajah ayumu kusuka sapa "Kota Seribu Gua"
Gemulai langkahmu kobarkan semangat hidup hidupku
Dan jejak jejakmu penuh kenang tulang tulang para Pejuang
...
Pacitanku..
Dari Tanah kering batu gampingmu
Dari indah pantai dan dalamnya guamu
Kau menjelma jadi Bidadari dimuka Bumi
Anggun Dirimu membayang dihati setiap waktu
...
Pacitanku..
Merah Darahku dari air kehidupanmu
Keras Tulangku dari buaian sayang Nini Danyangmu (Ni Citranayabarehan)
Tebal dan kuat ototku dari tempaan Kaki Danyangmu ( Ki Logondang Pacitan )
Beliau tak akan pernah tinggalkan jejakku dan langkahmu
Untuk tatap dan gapai Masa Depan Gemilang
...
Pacitanku..
Kau bagai Kawah Candradimuka
Keras Alammu kobarkan bara hidupku
Lembut ramah sapamu lumuri darah nadiku
..
Semoga Ayumu sampai habis Ruang dan Waktu
Semoga Tegar tekatmu menurun sampai ke anak cucu
Semoga Allah SWT Ciptakan Kebaikan Masa Depanmu
Amiin Yaa Robbal'allamiin...


Senin Kliwon, 30 Agustus 2010 Jam 11.15 WITA

Sabtu, 28 Agustus 2010

Menyelamlah ditempat yang banyak buayanya..



Niscaya kamu akan tahu dan bahkan lihai


bagaimana cara meng'kadali' buaya

Jumat, 27 Agustus 2010



MIKUL DHUWUR, MENDHEM JERO

" Memikul tinggi tinggi, mengubur dalam dalam"

Menjunjung tinggi tinggi martabat orang yang sangat kita hormati (orang tua)

dan memasukkan kedalam hati sedalam dalamnya rasa kasih sayang kita padanya.

Salam...3 menit yang lalu hapus

Kamis, 26 Agustus 2010

BUSA KATA 18


.oleh Singgih Widodo pada 25 Agustus 2010 jam 22:50.


Kera mudah merasa jenuh secara tiba tiba
Kasap sisik ikan Tenggiri dipatuk ayam melompat
Tiba sudah puasa pada sepuluh kedua
Siap siap bersihkan diri tuk bermunajat


Ikan Kakap mati membiru
Diambil maling bersama wadahnya
Kudekap erat Kasih SayangMU
Sambil kujaring cahya cahyaNYA


Malu sifat penuh rasa
Berdua kita seiya sekata
Aku munajat disepuluh kedua
Semoga jiwa raga kan sentosa

Gaharu bak Cendana kayu
Mangga muda bersama Salak
Aku tidak tahu munajatku
Apa diterima apa tidak

Memanah Kangguru beranak satu
Menyesal aku bak kena sembilu
Biarlah aku tidak tahu
Asal Tuhanku Maha Tahu

Anaconda memburu Rusa
Rusa mati tertindih Anaconda
Bagaimana munajatku sempurna ?
Jika hati berselisih dengan raga

Berdua kita kayuh perahu
Kuatkan diri dan pantang emosi
Semoga sempurna penuh munajatku
Satukan diri dengan Sang Illahi

Pohon Kenaf di tengah sawah
Hanya ada satu tanaman liarnya
Mohon maaf jika ada salah
Busa kataku hanya ungkapan rasa




Rebo Kliwon, 25 Agustus 2010 PM 11.30 LT
SINGGIH WIDODO



Rabu, 25 Agustus 2010


BUSA KATA 17

.oleh Singgih Widodo pada 25 Agustus 2010 jam 14:25.

Kunang kunang tengah malam,
sinari jiwa dalam bayang
Gelap terang cahya kunang,
pandu hati jauhkan bimbang
Kunang terbang tak berirama,
timbulkan tanya didalam dada
Kemana hinggap sang Kunang terbang,
jika diri tak tahu siapa
Kutangkap Kunang ditepi jalan,
jadikan satu untuk dian
Dipadang ilalang kunang terbang,
aku berdendang tanda kan senang
Digelap malam Kunang tertawa riang,
aku senang tak meradang jiwaku tenang
Sang Kunang rayapi dinding belakang,
jatuhkan mimpi indah tak terbayang
Kunang kunang ..
Kunang kunang ..
Terang cahyamu
padamkan kobaran apiku
Riang tarian malammu
buang jauh bimbang raguku

Kerlap kerlipmu,
tandakan ada gelap ada terang
Kunang kunang..
Kunang kunang..
Kunang kunangku coba hibur Kunang kunangmu
Sebatas selayang pandang
Kunang kunangku ajak kunang kunangmu
Nikmati malam tanpa harap segerakan siang


Rabu Kliwon, 25 Agustus 2010 PM 03.00 LT
SINGGIH WIDODO

Selasa, 24 Agustus 2010




BUSA KATA 16

.oleh Singgih Widodo pada 25 Agustus 2010 jam 11:30.




Hela nafasku kusugesti gempur gendang telinga Sang Durjana
Asaku coba cengkeram dan luluhlantakkan Sang Angkara
Angkara Sang Durjana coba sembunyikan muka diantara Rupa
Meski rubah bulunya jadi Domba, muka tetaplah Rubah adanya
Sang Durjana coba segala cara rubah merubah muka Rubahnya
Namun bagai cari jarum didasar samudera
Sia sia
Percuma
Tiada guna
Rubah tetap Rubah
Domba tetap bulu dan mukanya
...
Sang Waktu persingkat sifat Bunglon Sang Durjana
Sang Ruang sempitkan gerak gerik perilakunya
...
Kalo sudah begitu, mau apa Dia ?
Kalo sudah begitu, mau jadi apa Dia ?
Kalo sudah begitu, mau hidup bagaimana Dia ?
...
Alam sediakan
Alam musnahkan
Alam menimang nimang
Alam menghancurleburkan
...
Hukum Sebab Akibat adalah tepat
Perputaran siklus hidup takkan lumat
Hanya karena ' Kita coba rubah muka Rubah Kita '




Rabu Kliwon, 25 Agustus 2010 PM 12.15 LT
SINGGIH WIDODO

Senin, 23 Agustus 2010



BUSA KATA 15



.oleh Singgih Widodo pada 24 Agustus 2010 jam 10:42.


Bias cahaya setetes embun pagi penuhi sanubari
Terang..
Tak silaukan pandang dan tak timbulkan panas meradang
Teduh..
seteduh kanopi belantara Bumi, membekas di sanubari
Dingin..
sirami hati menapaki hari hari tanpa tinggi hati
...
Tetes embun pagi
menetes
merembes
Basahi relung hati
Bangkitan jiwa raga jajaki Dunia
tuk sempurnakan bekal terbang ke Nirwana
...
Embun pagi warnai pelangi hati
Hibur Sang Surya sapa cakrawala
Bukakan mata mata di Dunia
Mata mata pencari mata pencaharian dunia
Mata mata pemuja nikmat kehidupan fana
Dari fajar menyapa hingga malam kelam meraba
...
Setetes embun pagi
Biaskan cahaya fatamorgana Dunia
Sangat indah walau sekilas pandang mata
Laksana kita layari samudera kehidupan Dunia
Hanya sesaat dan susah tanggalkan cacat




Selasa, 24 Agustus 2010 AM 11.30 LT
SINGGIH WIDODO