BUSA KATA Adalah ungkapan sejati hati nurani. Tanpa ada kata cerca, hardik dan caci maki. Semua murni dari kata hati yang coba sinari hari hari. Semoga Terangi Hari ini , esok dan hari hari nanti... Amiin.
Mari Belajar 'Membaca Dan Menulis' Bersama sama
Mari 'Mengeja Dan Memahami Kata' Bersama sama
Semoga Bersama sama Kita Bisa
Amiin Yaa Robbalallamiin....
Mari 'Mengeja Dan Memahami Kata' Bersama sama
Semoga Bersama sama Kita Bisa
Amiin Yaa Robbalallamiin....
Rabu, 22 Desember 2010
Minggu, 12 Desember 2010
Kamis, 09 Desember 2010
Sabtu, 04 Desember 2010
BUSA KATA 56
oleh Singgih Widodo pada 05 Desember 2010 jam 11:07
LISA AYU PUTRI SUROSO
Telah Berpulang dengan Damai
Tgl.03 Desember 2010 Jam 21.45 WIB
(MOHON DO'A NYA SEMOGA DIA DAMAI SELAMANYA..AMIIN)
Adikku, ..
Sangat Dalam Rasa Pekat Langitku Selimuti Kepergianmu
Tegarmu ingatkan Makna Bahwa " Hidup Penuh Perjuangan Hidup "
Meski Begitu Muda Kau Kembali PadaNYA
Asamu Yang Pupus,Kucoba Pungut Satu Satu
Aku Rangkai Lagi Satu Satu Asamu Semampu Kemampuanku
Meski Rangkaianku Tak Sesempurna Asa Aslimu
Aku Yakin Keteguhan Dinding Asa Hatimu Mampu Jiwai Jiwaku
Jiwa Teduh yang Dinginkan Panas Terik Mentari di Tengah Hari
Jiwa Sejuk Yang segarkan Radang Hati jadi Senangkan Diri
Jiwa Berjiwa Yang Lapangkan Sesaknya Rongga Dada
Jiwa Yang Selalu Damaikan Jiwa Jiwa Lara
Itulah Jiwamu, Adikku...
Adikku,..
Kutundukkan Kepalaku Demi Terang Jiwa Sukmamu Saat MenghadapNYA
Kuluruhkan Jiwa dan Ragaku Demi Lapang Terang Jalanmu Ke JalanNYA
Dan Kuajak Ibu Bumi Tanah Pertiwi Tuk Simpan Bersih Putih Ragamu
...
Adikku,..
Beristirahatlah dengan Segala Ketenangan dan Ketegaranmu
Aku, Hanya mampu antar Kamu dengan segala Do'a padaNYA
" SEMOGA JIWAMU MEMBEKAS PADA SESAMA,
JADIKAN SEMUA JIWA YANG BERJIWA "
Amiin YRA...
S e l a m a t J a l a n A d i k k u...
Minggu, 04 Desember 2010 AM 11.30 LT
SINGGIH WIDODO
Telah Patah Ranting Pinus Tua Tepi Samudera. Dibawanya Ranting Kering Yang Bersih itu oleh Angin ke Nirwana...Disana, Bersama Dewa Dewi kan dibuat Seruling Terindah yang Mampu hibur semua Warga Kayangan...Semoga Suara Serulingnya mampu Tenang dan Damaikan Warga Dunia Fana...Amiin YRA. Biar Pinus Tua Tepi Samudera Rasakan Betapa Dia Berguna utk Sesama...
(MENGENANG MENINGGALNYA ADIKKU ...LISA AYU PUTRI SUROSO TGL.03 DESEMBER 2010)
(MENGENANG MENINGGALNYA ADIKKU ...LISA AYU PUTRI SUROSO TGL.03 DESEMBER 2010)
Jumat, 03 Desember 2010
BUSA KATA 55
oleh Singgih Widodo pada 04 Desember 2010 jam 12:02
Kutanam Pohon dengan harapan Jadi Perindang Hidupku
Dari tetes demi tetes bulir bulir deras panas Keringatku
Kurawat dan kujaga kesuburannya di Kehidupanku
Dengan Harap Rindangnya mampu Teduhkan Rasa
Dengan Harap Rindangnya Jauhkan Kering Dahaga
Dengan Harap Rindangnya Bisa Tenangkan Jiwa Lara
...
Teriring Gerak Mentari Rembulan saling kejar saling pacu
Rindang dan teduh pohonku payungi hidup Kehidupanku
Damai Tenang dan Hangat Selimuti Hari Hari di Nafasku
...
Sampai Tiba Saatku, Diantara Riuh Topan terus Meradang
Kerindangan Pohonku Tak Berarti Senangkan Semua Orang
Tiupan Topan gugurkan dedaunan Yang Tepat Kemuka Jalang
Marah Meradang bagai api dalam sekam tertiup angin Malam
Sang Muka Jalang sumpahi Rindang Pohonku diterik hariku
...
Aku Bagai Disambar Ribuan Kilat Petir ditengah Ladang Ilalang
Saat Anginku berikan kabar ada orang yang mau menebang
Dianggapnya Rindang Pohonku tutupi Cerah Sinar Mentari
Dianggapnya Rindang Pohonku Kacaukan Jiwa Jiwa Gamang
Dianggapnya Rindang Pohonku Tutupi Sinar Mata Mata Jalang
...
Kucoba Pertahankan Kerindangan Pohonku dari para Penebang
Dengan Mentari Rembulan dan Bintang jadi saksi segala Aksiku
T a p i...
Mungkin Tuhan Telah Tetapkan semua yang di KehendakiNYA
Disela Rasa ingin dinginkan Rasa, aku terlena dengan segenap Rasa
D i t e b a n g n y a Rindang Pohonku dengan penuh Tergesa gesa
Aku Terjaga dan kukejar si Penebang yang Tunggang Langgang
Kupacu lariku sekuat kemampuanku ,Bagai Singa Mengejar Mangsanya
Satu satu aku mampu tangkap Pecundang Penebang Rindang pohonku
Kupaksa mereka memakan kering daun dari guguran Pohon Rindangku
Dan Kutempatkan Mereka diantara dinding dinding dari Ranting Pohonku
...
K i n i
Pohonku Tak Serindang dulu di Hidup Kehidupanku
Aku coba Bertahan dari Panas sengatan Terik Mentari
Aku coba Bertahan dari Gigil Dingin Rasa dari Tegasnya Cuaca
...
Disaat Rasa Segala Rasa Rajam Jiwa dan Ragaku
Si Penebang Rindang Pohonku sampaikan Rasa baiknya
Dirayunya Aku untuk Besarkan lagi pohonku yang dulu Rindang
Aku Diam...
Aku dalam hatiku
tetap akan coba terus Rindangkan Pohon Pohonku
Meski Tanpa ada yang meminta merindangkannya
Meski Rindangnya Entah...
Aku Yakin nanti..
Rindang Pohonku akan Serindang Teduh Hatiku dan Semua Saudaraku
Semoga...
Amiin YRA
...
Sabtu, Tgl 04 Nopember 2010 12.30 LT
SINGGIH WIDODO
Senin, 29 November 2010
Sabtu, 27 November 2010
BUSA KATA 54
oleh Singgih Widodo pada 28 November 2010 jam 10:02
Aku makin jauh dari tahuku
Diantara Basah Hijau Padang Ilalang
Dan Segar basahnya pepohonan Rindang
Ada yang coba Bakar Lembab Semak Belukar
Dicobanya Apiku, demi puja Gila dia punya Tujuan
Biar Nyala Api makin kobarkan dendangan Dendam
...
Kata Sepatahku dipatahkan dan ditelan tanpa Pikiran
Mentah Mentah dikunyah Kataku, tanpa dicerna Makna
Dipikir Kataku Makanan Lezat yang bongsorkan badan
...
Heranku makin menjulang dan coba getarkan Perasaan
Nelangsaku terus kikis habis Kekokohan Kuda Kuda Jiwaku
Rasa Jiwa Ragaku serasa tanpa Rasa saat coba Rasakan
...
Bagaimana mungkin Api akan padam jika terus dikobarkan
Bagaimana mungkin Kita bersihkan diri tanpa Air tercukupi
Api dan segala jenis Api Pasti mati tersiram dingin Air Hati
Api dan segala jenis Api Tak akan Menjadi jika Kita kendali
Api dan segala jenis Api akan Berarti jika Kita Memahami
...
Api Mesti kita Kobarkan dalam Wujud Terang Cahaya
Api Mesti Kita Kebiri dalam Diri Biar Jadi Penuh Arti
Api Mesti Hangatkan Kita di Hidup Kehidupan Kita
...
Biar Hidup Terasa Lebih Hidup di Kehidupan Fana
Biar Hidup Kita Makin Hidup dengan Sesama
...
Apiku Apimu Api Kita Ciptakan Hangat Rasa
Rasa Bersaudara diantara Belantara Fana
Minggu, 28 Nopember 2010 AM 10.30 LT
SINGGIH WIDODO
Jumat, 26 November 2010
BUSA KATA 53
oleh Singgih Widodo pada 26 November 2010 jam 15:38
Jejak Berjenjang Aku dituntun Bayang
Bertahap langkahku padukan arah Tujuan
Setapak Sejengkal Akalku Kendalikan Haluan
Putar Otot Otak Kepala tuk terjang penghalang
Tuk Hadapi Himpitan Waktu dan Libasan Sang Ruang
...
Berjajar Beriringan Derap Kuda saling rapatkan Barisan
Mendengus menjejak kaki Kuda pijakkan Rasa Wibawa
Berbalut Tebal Kepul Debu Ibu Bumi Tanah Pertiwi
Dan berhiaskan lelehan Serpihan Hati Nurani
Iringi Diri Sejati cari sosok yang disegani
...
Riuh bergemuruh saat Hati temukan Diri
Rasa segala Rasa berjejal di rongga Dada
Warnai warna warni Hari saat Meniti Hari
Gelap pun Terbelah Terangnya Rasa Hati
Menyatu Jadikan Diri Sejati Berharga Diri
Teriring Roda Ruang Waktu Saling Kejar saling Pacu
Dan Coba Kendalikan Keseimbangan Putaran Ruang Waktu
Hingga Terwujud Hidup yang Makin Hidup di Kehidupan
Kini Dan Nanti...
Jum'at, 26 Nopember 2010 PM 04.30 LT
SINGGIH WIDODO
Selasa, 23 November 2010
Senin, 22 November 2010
Minggu, 21 November 2010
Sabtu, 20 November 2010
BUSA KATA 52
oleh Singgih Widodo pada 19 November 2010 jam 21:46
Kucoba Buka Tirai Tirai Pembatas Mimpi
Kutenggelamkan diri di Segara Hati
Kuhanyut dan lepas dari Perhiasan Diri
Kedalam Samudera Sejati Illahi Robbii
...
Hening Tikam Sepi diujung Hati Sanubari
Terang Terjang Kelam dicelah Hati Nurani
Aku Terdiam dan terkunci segala Kata Hati
Aku Menggigil berselimut Dingin Kotor Diri
Aku Gemetar
Aku Menggelepar
Aku Terlempar
Aku Tak Sadar
Tak Sadar Aku di Alam Bawah Sadarku
...
Sang Ruang Membuai Ketidaksadaranku
Sang Waktu Menimang manjakan istirahatku
Hingga datang padaku Cahya Terang Kemilau
Sambut Ketidakberdayaanku yang beku membeku
DihangatkanNya sekujur Tubuh Jiwa dan Ragaku
Dengan Api yang Bercahyakan Kemilau CahayaNYA
Terpaku Aku Tak Mampu lakukan apa yang Aku mampu
Aku Coba Bangun dan Berdiri di Alam Bawah Sadarku
Bersama CahyaNYA Aku dipandu untuk coba Berjalan
Setapak, Sehasta, Sejengkal coba langkah Kujejakkan
Ringan, Melayang, Rasa pijak pijak kaki Kua ayunkan
Belum genap langkah ketiga kuayun, ada Suara Gaduh
Dalam Sepersekian kedipan mata Suara itu makin riuh
...
Aku terbangun dari tak sadar dialam bawah sadarku
Dibangunkan Suara Gaduh Ibu Bumi Tanah Pertiwi
Merintih rintih minta supaya aku selalu menemani
Untuk Bersama sama habiskan Ruang Waktu
...
Singgih Widodo
Kamis, 18 Nopember 2010
Selasa, 16 November 2010
BUSA KATA 51
oleh Singgih Widodo pada 16 November 2010 jam 11:38
Diantara koar Camar menggelepar kena lempar
Diantara Terik Mentari bantu membuai mimpi mimpi
Dan Diantara Angin Sepoi Pendingin Hati Sanubari
Biji Kata Hatiku kucoba tanam ditaman Hati Nurani
Teduh meneduhkan dan Dingin mendinginkan
Serta Damai menentramkan segala gundah Rasa
(Insyaallah)
...
Jauh diantara kaki langit dan batas Samudera
Disana dicelah celah kerasnya cadas batu api Rasa
Dianku coba tetap tegarkan pancaran terang pijarnya
Meski berselimut dingin angin dan sepi segala bara rasa
Dianku menyala dengan gigil diri yang menusuk hati
Walau nyalanya tak seberapa, hangatnya membahana
Membekas didinding dinding pembatas Hati Sanubari
...
Dipuncak aku lihat lembah dan segalanya
Di Samudera kurasakan kedalaman Rasa
Dibalik Ketinggian dan Rendahnya Bumi
Geligir Hati terus dibayangi pijar Api
Yang Panasnya jadi terapi Diri Pribadi
Dan Sehatkan Jiwa Raga dari segala Lara didada
(Insyaallah)
...
Singgih Widodo, 16 Nopember 2010 AM 11.30 LT
Rabu, 10 November 2010
Senin, 08 November 2010
BUSA KATA 50
oleh Singgih Widodo pada 09 November 2010
Aku Luruh..
Jiwaku bergemuruh
Aku Terhenyak..
Ragaku tak mampu berbuat banyak
Aku Trenyuh..
Tanganku hanya mampu berbagi sedikit hasil peluh
...
Ibu Bumi Tanah Pertiwi terbaring tak sadarkan diri
Berselimut duka bertilamkan segala rasa Lara
...
Merapiku
Abumu Kelabu
Mentawaiku
Tsunamimu Sendu
Wasiorku
Hijaumu Berbalut Pilu
Dan Tanah lain Bumi Pertiwiku
Ramaikan luka yang terus menganga
Mengkristalkan segala rasa perih Ibu Bumi Tanah Pertiwi
...
Kupandang Langit, Makin Sempit
Kupandang Darat, Makin Pekat
Kupandang Laut, Makin Surut
Aku Nanar Kepala Berputar
Menggelepar Tak Sadar
Pingsan penuh Tangisan
...
WaktuNYA sadarkan aku
RuangNYA beriku peluang
Agar Alamku bisa Seimbang
Biar Air Mata tak terus bermata air
Dan biar Ibu Bumi Tanah Pertiwi Berseri seri
T A P I...
Kapan itu Terjadi ????
Kukembalikan pada Illahi Robbii
Semoga DIA beri Kebaikan Segalanya
Amiiin YRA
Selasa, 09 Nopember 2010 PM 12.50 LT
SINGGIH WIDODO
oleh Singgih Widodo pada 09 November 2010
Aku Luruh..
Jiwaku bergemuruh
Aku Terhenyak..
Ragaku tak mampu berbuat banyak
Aku Trenyuh..
Tanganku hanya mampu berbagi sedikit hasil peluh
...
Ibu Bumi Tanah Pertiwi terbaring tak sadarkan diri
Berselimut duka bertilamkan segala rasa Lara
...
Merapiku
Abumu Kelabu
Mentawaiku
Tsunamimu Sendu
Wasiorku
Hijaumu Berbalut Pilu
Dan Tanah lain Bumi Pertiwiku
Ramaikan luka yang terus menganga
Mengkristalkan segala rasa perih Ibu Bumi Tanah Pertiwi
...
Kupandang Langit, Makin Sempit
Kupandang Darat, Makin Pekat
Kupandang Laut, Makin Surut
Aku Nanar Kepala Berputar
Menggelepar Tak Sadar
Pingsan penuh Tangisan
...
WaktuNYA sadarkan aku
RuangNYA beriku peluang
Agar Alamku bisa Seimbang
Biar Air Mata tak terus bermata air
Dan biar Ibu Bumi Tanah Pertiwi Berseri seri
T A P I...
Kapan itu Terjadi ????
Kukembalikan pada Illahi Robbii
Semoga DIA beri Kebaikan Segalanya
Amiiin YRA
Selasa, 09 Nopember 2010 PM 12.50 LT
SINGGIH WIDODO
Minggu, 07 November 2010
Selasa, 02 November 2010
Senin, 01 November 2010
Ranting Cemara yg dulu menopang Dunia dari teriknya Surya
Kini..
Luruh Layu
Kotor Berdebu
Tak sanggup Hadapi Kata Hati Merapi
Jejak lari kaki membekas keras membatu
Teriring Tangis Pilu disudut sudut Ruang Waktu
Jadi Penghias Cantiknya Ibu Bumi Tanah Pertiwi...
( Saudaraku...Aku Yakin Deritamu Takkan Lama )6
Kini..
Luruh Layu
Kotor Berdebu
Tak sanggup Hadapi Kata Hati Merapi
Jejak lari kaki membekas keras membatu
Teriring Tangis Pilu disudut sudut Ruang Waktu
Jadi Penghias Cantiknya Ibu Bumi Tanah Pertiwi...
( Saudaraku...Aku Yakin Deritamu Takkan Lama )6
Rabu, 06 Oktober 2010
Selasa, 05 Oktober 2010
Rabu, 29 September 2010
Minggu, 26 September 2010
Sabtu, 25 September 2010
BUSA KATA 25
.oleh Singgih Widodo pada 15 September 2010 jam 13:24.
Pagi tinggalkan memerahnya Dini Hari
Kicau Kenari bantu Sang Mentari sibak Pagi
Embun Pagi merias diri berkaca pada Mentari
Tetes demi tetes dia sisiri bias pendaran Mentari
Indah menyilaukan tanpa timbulkan panas membakar
...
Tak jauh dari mataku arahkan pandang
Kunang dan Burung Hantu tidur saling berpangku
tak peduli hiruk pikuk gegap gempitanya Dunia fana
tak hiraukan deru nafas leher leher jenjang gapai angan
tak mau tahu dengan segala apa yang manusia inginkan
...
Saat Mentari berlari penuhi panggilan Hari
Sang Pemimpi tertawa tawa lebarkan muka
Sebarkan benih benih guna ramaikan Dunia
Demi majukan Peradapan agar lebih beradap
Demi usaha baluri hidup lebih hidup dikehidupan
Demi Terangnya Dunia dari titik sudut remangnya
...
Sementara itu, disisi sudut yang berbeda
Pandang mataku nanar jauh dari berbinar binar
Dibalik gelak tawa ria, ratap tangis duka menggema
Getarkan dinding dinding Rasa bagi Jiwa yang Berjiwa
Orang Berjiwa basahi muka dari air mata bermata air Rasa
...
Aku diam
Aku coba lihat lihat
apa yang ada disekitar kita
...
Alhamdulillah, Ternyata Saudaraku banyak yang Jiwanya Berjiwa
Rabu Legi, 15 September 2010 PM 02.00 LT
SINGGIH WIDODO
.oleh Singgih Widodo pada 15 September 2010 jam 13:24.
Pagi tinggalkan memerahnya Dini Hari
Kicau Kenari bantu Sang Mentari sibak Pagi
Embun Pagi merias diri berkaca pada Mentari
Tetes demi tetes dia sisiri bias pendaran Mentari
Indah menyilaukan tanpa timbulkan panas membakar
...
Tak jauh dari mataku arahkan pandang
Kunang dan Burung Hantu tidur saling berpangku
tak peduli hiruk pikuk gegap gempitanya Dunia fana
tak hiraukan deru nafas leher leher jenjang gapai angan
tak mau tahu dengan segala apa yang manusia inginkan
...
Saat Mentari berlari penuhi panggilan Hari
Sang Pemimpi tertawa tawa lebarkan muka
Sebarkan benih benih guna ramaikan Dunia
Demi majukan Peradapan agar lebih beradap
Demi usaha baluri hidup lebih hidup dikehidupan
Demi Terangnya Dunia dari titik sudut remangnya
...
Sementara itu, disisi sudut yang berbeda
Pandang mataku nanar jauh dari berbinar binar
Dibalik gelak tawa ria, ratap tangis duka menggema
Getarkan dinding dinding Rasa bagi Jiwa yang Berjiwa
Orang Berjiwa basahi muka dari air mata bermata air Rasa
...
Aku diam
Aku coba lihat lihat
apa yang ada disekitar kita
...
Alhamdulillah, Ternyata Saudaraku banyak yang Jiwanya Berjiwa
Rabu Legi, 15 September 2010 PM 02.00 LT
SINGGIH WIDODO
BUSA KATA 26
.oleh Singgih Widodo pada 17 September 2010 jam 16:55.Padi menguning tangkai menjuntai
Meluruhkan bulir bulir bernasnya
pada pagi yang ramah menyapa
Lalu menari diantara riuh Pipit bernyanyi
Anggun
Indah
Gemulai
Tariannya iringi simponi nyanyian hati
...
Kupandang langit cerah pagi diantara sela sela Padi
Kuhirup dalam dalam wanginya bau sekam
Dadaku kupenuhi bau sekam yang masih perawan
Segar
Damai
Tenang
Menyusup ke tulang belakang
Mengikat erat butir butir darahku
Jadikan satu hidupkan nafas nafas hidupku
...
Nafas yang gerakkan siklus kehidupan
Nafas yang bangkitkan jiwa terang
Nafas yang baluri hawa suci nadi
"Demi hidup lebih hidup"
Jum'at Pon, 17 September 2010 PM 05.30 LT
SINGGIH WIDODO
.oleh Singgih Widodo pada 17 September 2010 jam 16:55.Padi menguning tangkai menjuntai
Meluruhkan bulir bulir bernasnya
pada pagi yang ramah menyapa
Lalu menari diantara riuh Pipit bernyanyi
Anggun
Indah
Gemulai
Tariannya iringi simponi nyanyian hati
...
Kupandang langit cerah pagi diantara sela sela Padi
Kuhirup dalam dalam wanginya bau sekam
Dadaku kupenuhi bau sekam yang masih perawan
Segar
Damai
Tenang
Menyusup ke tulang belakang
Mengikat erat butir butir darahku
Jadikan satu hidupkan nafas nafas hidupku
...
Nafas yang gerakkan siklus kehidupan
Nafas yang bangkitkan jiwa terang
Nafas yang baluri hawa suci nadi
"Demi hidup lebih hidup"
Jum'at Pon, 17 September 2010 PM 05.30 LT
SINGGIH WIDODO
BUSA KATA 27
.oleh Singgih Widodo pada 18 September 2010 jam 13:03.Meniti hari dicelah pagi
Menyibak dedaunan hijau menguning Diantara Lebatnya Belantara Bumi
Kusingkap tabir rona Mentari yang tertutupi ranting kehidupan ini
Samar
Kupandang datar
Sepanjang garis jalan
hanya tampak ladang gersang
Menghadang.
Kontras dengan apa yang kurasa saat masih dalam belantara.
Heranku makin menjadi, namun segera kubungkam dengan sejuta tanya
tanya yang berporos
Pada hukum Sebab Akibat
"Kita Yang atur langkah, Kita sendiri yang harus bisa menerima akibat dari langkah kita"
"Kita yang memutar Hidup, Kita yang akan menerima akibat dari perputaran itu "
"Bukankah Adam turun ke Dunia karena Perbuatannya?"
...
Meski semua itu rahasia Yang Maha Kuasa
Kita harus mencoba belajar "Membacanya"
Salah baca tak apa apa
Tidak bisa membaca, Kita mau jadi apa??
Sabtu - 18 September 2010 PM 01.30 13:28:27
Singgih Widodo
.oleh Singgih Widodo pada 18 September 2010 jam 13:03.Meniti hari dicelah pagi
Menyibak dedaunan hijau menguning Diantara Lebatnya Belantara Bumi
Kusingkap tabir rona Mentari yang tertutupi ranting kehidupan ini
Samar
Kupandang datar
Sepanjang garis jalan
hanya tampak ladang gersang
Menghadang.
Kontras dengan apa yang kurasa saat masih dalam belantara.
Heranku makin menjadi, namun segera kubungkam dengan sejuta tanya
tanya yang berporos
Pada hukum Sebab Akibat
"Kita Yang atur langkah, Kita sendiri yang harus bisa menerima akibat dari langkah kita"
"Kita yang memutar Hidup, Kita yang akan menerima akibat dari perputaran itu "
"Bukankah Adam turun ke Dunia karena Perbuatannya?"
...
Meski semua itu rahasia Yang Maha Kuasa
Kita harus mencoba belajar "Membacanya"
Salah baca tak apa apa
Tidak bisa membaca, Kita mau jadi apa??
Sabtu - 18 September 2010 PM 01.30 13:28:27
Singgih Widodo
BUSA KATA 28
.oleh Singgih Widodo pada 21 September 2010 jam 16:02.Bismillahirrahmanirrahiim...
01."Gerak Sejurus Menebas Bayangan"
Ambil Hawa satukan Jiwa
Penuhi rongga dada
Buang segala rasa
02."Sejurus Berputar Tikam Bayangan"
Baluri diri Hawa Murni Sejati
Dari pusara diri
03."Kuatkan Lengan , Cengkeram Bayangan"
Hawa murni aliri urat urat nadi
Membakar rasa kosongkan indera
04."Kuda Kuda Sempurna, Hentakkan Bayangan"
Satukan hawa dalam padunya tekat membaja
05."Berguling Menggulung Bayangan"
Tahan nafas dalam sekedip mata
Satukan tenaga pada Pusara
06."Bersila Sempurna Mendekap Asa"
Sugestikan Diri Menyatu pada Illahi
Baca Segala Puja Puji Illahi Robbii
Alhamdulillahirrobbil"allamiin...
Semoga Busa Kataku mampu sinari Hidup Kehidupan Saudara Saudariku...
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Selasa ,21 September 2010 AM 10.45 LT
.oleh Singgih Widodo pada 21 September 2010 jam 16:02.Bismillahirrahmanirrahiim...
01."Gerak Sejurus Menebas Bayangan"
Ambil Hawa satukan Jiwa
Penuhi rongga dada
Buang segala rasa
02."Sejurus Berputar Tikam Bayangan"
Baluri diri Hawa Murni Sejati
Dari pusara diri
03."Kuatkan Lengan , Cengkeram Bayangan"
Hawa murni aliri urat urat nadi
Membakar rasa kosongkan indera
04."Kuda Kuda Sempurna, Hentakkan Bayangan"
Satukan hawa dalam padunya tekat membaja
05."Berguling Menggulung Bayangan"
Tahan nafas dalam sekedip mata
Satukan tenaga pada Pusara
06."Bersila Sempurna Mendekap Asa"
Sugestikan Diri Menyatu pada Illahi
Baca Segala Puja Puji Illahi Robbii
Alhamdulillahirrobbil"allamiin...
Semoga Busa Kataku mampu sinari Hidup Kehidupan Saudara Saudariku...
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Selasa ,21 September 2010 AM 10.45 LT
BUSA KATA 29
.oleh Singgih Widodo pada 23 September 2010 jam 10:27.
Aku ikuti
Dibilang "mbebeki"
Aku lama menghilang
Dibilang Sang Pecundang
Aku dekati sekali lagi dan lagi
Dibilang Aku sangat lebay sekali
...
Hahaahaaahaaaa
...
Aku penasaran
Kucerminkan mukaku
Cermin datarku beriku tahu
Lihat Rambutmu
Mulai malas dengan warna hitam
Lihat Jidatmu
Suka meniru muka jeruk Purut
Lihat Matamu
Mulai senang berkunang kunang
Cermati Mulutmu
Jagalah dari kata berbusa tanpa makna
...
Kagetku bukan alang kepalang
"Beraninya Kau berkata begitu..!" geramku
Belum sempat melampiaskan hawa panasku
Dari belakang Ibu datang dan bilang :
" Tidak perlu lama bercermin, Cepat basuh mukamu "
" Antar Ibu ke Makam Kakek, Nenek dan Saudaramu "
" Sudah saatnya Kita memahami Keberadaannya, anakku"
...
Aku
Ikuti apa kata Ibu
Biar tidak dibilang "mbebeki" lagi
Aku
Pahami kata kata Ibu
Biar aku tahu hidup Sejatiku
...
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
...
Kamis Wage, 23 September 2010 AM 11.00 LT
SINGGIH WIDODO
Aku ikuti
Dibilang "mbebeki"
Aku lama menghilang
Dibilang Sang Pecundang
Aku dekati sekali lagi dan lagi
Dibilang Aku sangat lebay sekali
...
Hahaahaaahaaaa
...
Aku penasaran
Kucerminkan mukaku
Cermin datarku beriku tahu
Lihat Rambutmu
Mulai malas dengan warna hitam
Lihat Jidatmu
Suka meniru muka jeruk Purut
Lihat Matamu
Mulai senang berkunang kunang
Cermati Mulutmu
Jagalah dari kata berbusa tanpa makna
...
Kagetku bukan alang kepalang
"Beraninya Kau berkata begitu..!" geramku
Belum sempat melampiaskan hawa panasku
Dari belakang Ibu datang dan bilang :
" Tidak perlu lama bercermin, Cepat basuh mukamu "
" Antar Ibu ke Makam Kakek, Nenek dan Saudaramu "
" Sudah saatnya Kita memahami Keberadaannya, anakku"
...
Aku
Ikuti apa kata Ibu
Biar tidak dibilang "mbebeki" lagi
Aku
Pahami kata kata Ibu
Biar aku tahu hidup Sejatiku
...
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
...
Kamis Wage, 23 September 2010 AM 11.00 LT
SINGGIH WIDODO
Jumat, 17 September 2010
Pada siang kubenturkan wajahku pada Mentari
Hangatnya melumuri nadi tembus ke hati
...
Pada malam kudekatkan mukaku pada Rembulan
Dingin segarkan pikiran
...
Pada Bintang aku hanya mampu memegang
Meski bukan panas meradang, Kerlap kerlipnya menyilaukan
...
Diantara gelap terang aku kan coba terus lanjutkan jalan
Demi isi ruang waktuku...
Hangatnya melumuri nadi tembus ke hati
...
Pada malam kudekatkan mukaku pada Rembulan
Dingin segarkan pikiran
...
Pada Bintang aku hanya mampu memegang
Meski bukan panas meradang, Kerlap kerlipnya menyilaukan
...
Diantara gelap terang aku kan coba terus lanjutkan jalan
Demi isi ruang waktuku...
Selasa, 14 September 2010
BUSA KATA 24
.oleh Singgih Widodo pada 12 September 2010 jam 20:42.
Bersama angin meniup Pinus menebar angan
Segarkan pikiran petik hikmah kehidupan
...
Angin sepoi ajak embun nikmati pagi
Ramah menyapa belai rambut kepala dini hari dinginkan hati
...
Dipuncak bukit bertengger Sang Elang perkasa
Tajam pandang matanya pancarkan sinar lentera
Sinar Kuasa dari tonggak Daerah wibawanya
Kokoh cengkeram panji panji peradapan manusia
...
Bertahap arus air kemuara
Deras mengikat butir butir sedimen kehidupan
Susun endapan hati ciptakan Delta di Muara Jiwa
Harapkan tumbuh lebatnya belantara peneduh rasa
...
Minggu, 12 September 2010
Singgih Widodo
.oleh Singgih Widodo pada 12 September 2010 jam 20:42.
Bersama angin meniup Pinus menebar angan
Segarkan pikiran petik hikmah kehidupan
...
Angin sepoi ajak embun nikmati pagi
Ramah menyapa belai rambut kepala dini hari dinginkan hati
...
Dipuncak bukit bertengger Sang Elang perkasa
Tajam pandang matanya pancarkan sinar lentera
Sinar Kuasa dari tonggak Daerah wibawanya
Kokoh cengkeram panji panji peradapan manusia
...
Bertahap arus air kemuara
Deras mengikat butir butir sedimen kehidupan
Susun endapan hati ciptakan Delta di Muara Jiwa
Harapkan tumbuh lebatnya belantara peneduh rasa
...
Minggu, 12 September 2010
Singgih Widodo
BUSA KATA 23
.oleh Singgih Widodo pada 08 September 2010 jam 12:59.
Mengendap
Sendirian
Perlahan
Coba selami riuhnya arus Kehidupan
...
Menepi
Beriringan
Sejalan
Padukan warna warni sedimen Kehidupan
...
Lekat Ragaku
Melekat erat bak endapan sedimen hidup Kehidupan
Masin Jiwaku
Berbau tajam sejajarkan bau masinnya Kehidupan
Asin Rasaku
Rasa Garam Muara Pantai Samudera Rasa
...
Dan
Aku coba pisahkan ilalang diantara hamparan menguningnya padi sekam
...
Semoga Lekat Ragaku dijauhkan dari ranjau tunas akar akar ilalang
Semoga Masin Jiwaku mampu baluri wanginya hidup kehidupan sesamaku
Semoga Asin Rasaku tak hambarkan semua rasa hidup kehidupan sesamaku
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Rabu Wage, 08 09 10 : PM 01.30 LT
SINGGIH WIDODO
.oleh Singgih Widodo pada 08 September 2010 jam 12:59.
Mengendap
Sendirian
Perlahan
Coba selami riuhnya arus Kehidupan
...
Menepi
Beriringan
Sejalan
Padukan warna warni sedimen Kehidupan
...
Lekat Ragaku
Melekat erat bak endapan sedimen hidup Kehidupan
Masin Jiwaku
Berbau tajam sejajarkan bau masinnya Kehidupan
Asin Rasaku
Rasa Garam Muara Pantai Samudera Rasa
...
Dan
Aku coba pisahkan ilalang diantara hamparan menguningnya padi sekam
...
Semoga Lekat Ragaku dijauhkan dari ranjau tunas akar akar ilalang
Semoga Masin Jiwaku mampu baluri wanginya hidup kehidupan sesamaku
Semoga Asin Rasaku tak hambarkan semua rasa hidup kehidupan sesamaku
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Rabu Wage, 08 09 10 : PM 01.30 LT
SINGGIH WIDODO
Rabu, 08 September 2010
Sabtu, 04 September 2010
Minggu, 29 Agustus 2010
Oleh Singgih Widodo
Pacitanku..
Kau Cantik
Kau Menarik
Kau sangat Simpatik
...
Raut Wajah ayumu kusuka sapa "Kota Seribu Gua"
Gemulai langkahmu kobarkan semangat hidup hidupku
Dan jejak jejakmu penuh kenang tulang tulang para Pejuang
...
Pacitanku..
Dari Tanah kering batu gampingmu
Dari indah pantai dan dalamnya guamu
Kau menjelma jadi Bidadari dimuka Bumi
Anggun Dirimu membayang dihati setiap waktu
...
Pacitanku..
Merah Darahku dari air kehidupanmu
Keras Tulangku dari buaian sayang Nini Danyangmu (Ni Citranayabarehan)
Tebal dan kuat ototku dari tempaan Kaki Danyangmu ( Ki Logondang Pacitan )
Beliau tak akan pernah tinggalkan jejakku dan langkahmu
Untuk tatap dan gapai Masa Depan Gemilang
...
Pacitanku..
Kau bagai Kawah Candradimuka
Keras Alammu kobarkan bara hidupku
Lembut ramah sapamu lumuri darah nadiku
..
Semoga Ayumu sampai habis Ruang dan Waktu
Semoga Tegar tekatmu menurun sampai ke anak cucu
Semoga Allah SWT Ciptakan Kebaikan Masa Depanmu
Amiin Yaa Robbal'allamiin...
Senin Kliwon, 30 Agustus 2010 Jam 11.15 WITA
Sabtu, 28 Agustus 2010
Jumat, 27 Agustus 2010
Kamis, 26 Agustus 2010
BUSA KATA 18
.oleh Singgih Widodo pada 25 Agustus 2010 jam 22:50.
Kera mudah merasa jenuh secara tiba tiba
Kasap sisik ikan Tenggiri dipatuk ayam melompat
Tiba sudah puasa pada sepuluh kedua
Siap siap bersihkan diri tuk bermunajat
Ikan Kakap mati membiru
Diambil maling bersama wadahnya
Kudekap erat Kasih SayangMU
Sambil kujaring cahya cahyaNYA
Malu sifat penuh rasa
Berdua kita seiya sekata
Aku munajat disepuluh kedua
Semoga jiwa raga kan sentosa
Gaharu bak Cendana kayu
Mangga muda bersama Salak
Aku tidak tahu munajatku
Apa diterima apa tidak
Memanah Kangguru beranak satu
Menyesal aku bak kena sembilu
Biarlah aku tidak tahu
Asal Tuhanku Maha Tahu
Anaconda memburu Rusa
Rusa mati tertindih Anaconda
Bagaimana munajatku sempurna ?
Jika hati berselisih dengan raga
Berdua kita kayuh perahu
Kuatkan diri dan pantang emosi
Semoga sempurna penuh munajatku
Satukan diri dengan Sang Illahi
Pohon Kenaf di tengah sawah
Hanya ada satu tanaman liarnya
Mohon maaf jika ada salah
Busa kataku hanya ungkapan rasa
Rebo Kliwon, 25 Agustus 2010 PM 11.30 LT
SINGGIH WIDODO
.oleh Singgih Widodo pada 25 Agustus 2010 jam 22:50.
Kera mudah merasa jenuh secara tiba tiba
Kasap sisik ikan Tenggiri dipatuk ayam melompat
Tiba sudah puasa pada sepuluh kedua
Siap siap bersihkan diri tuk bermunajat
Ikan Kakap mati membiru
Diambil maling bersama wadahnya
Kudekap erat Kasih SayangMU
Sambil kujaring cahya cahyaNYA
Malu sifat penuh rasa
Berdua kita seiya sekata
Aku munajat disepuluh kedua
Semoga jiwa raga kan sentosa
Gaharu bak Cendana kayu
Mangga muda bersama Salak
Aku tidak tahu munajatku
Apa diterima apa tidak
Memanah Kangguru beranak satu
Menyesal aku bak kena sembilu
Biarlah aku tidak tahu
Asal Tuhanku Maha Tahu
Anaconda memburu Rusa
Rusa mati tertindih Anaconda
Bagaimana munajatku sempurna ?
Jika hati berselisih dengan raga
Berdua kita kayuh perahu
Kuatkan diri dan pantang emosi
Semoga sempurna penuh munajatku
Satukan diri dengan Sang Illahi
Pohon Kenaf di tengah sawah
Hanya ada satu tanaman liarnya
Mohon maaf jika ada salah
Busa kataku hanya ungkapan rasa
Rebo Kliwon, 25 Agustus 2010 PM 11.30 LT
SINGGIH WIDODO
Rabu, 25 Agustus 2010
BUSA KATA 17
.oleh Singgih Widodo pada 25 Agustus 2010 jam 14:25.
Kunang kunang tengah malam,
sinari jiwa dalam bayang
Gelap terang cahya kunang,
pandu hati jauhkan bimbang
Kunang terbang tak berirama,
timbulkan tanya didalam dada
Kemana hinggap sang Kunang terbang,
jika diri tak tahu siapa
Kutangkap Kunang ditepi jalan,
jadikan satu untuk dian
Dipadang ilalang kunang terbang,
aku berdendang tanda kan senang
Digelap malam Kunang tertawa riang,
aku senang tak meradang jiwaku tenang
Sang Kunang rayapi dinding belakang,
jatuhkan mimpi indah tak terbayang
Kunang kunang ..
Kunang kunang ..
Terang cahyamu
padamkan kobaran apiku
Riang tarian malammu
buang jauh bimbang raguku
tandakan ada gelap ada terang
Kunang kunang..
Kunang kunang..
Kunang kunangku coba hibur Kunang kunangmu
Sebatas selayang pandang
Kunang kunangku ajak kunang kunangmu
Nikmati malam tanpa harap segerakan siang
Rabu Kliwon, 25 Agustus 2010 PM 03.00 LT
SINGGIH WIDODO
Selasa, 24 Agustus 2010
BUSA KATA 16
.oleh Singgih Widodo pada 25 Agustus 2010 jam 11:30.
Hela nafasku kusugesti gempur gendang telinga Sang Durjana
Asaku coba cengkeram dan luluhlantakkan Sang Angkara
Angkara Sang Durjana coba sembunyikan muka diantara Rupa
Meski rubah bulunya jadi Domba, muka tetaplah Rubah adanya
Sang Durjana coba segala cara rubah merubah muka Rubahnya
Namun bagai cari jarum didasar samudera
Sia sia
Percuma
Tiada guna
Rubah tetap Rubah
Domba tetap bulu dan mukanya
...
Sang Waktu persingkat sifat Bunglon Sang Durjana
Sang Ruang sempitkan gerak gerik perilakunya
...
Kalo sudah begitu, mau apa Dia ?
Kalo sudah begitu, mau jadi apa Dia ?
Kalo sudah begitu, mau hidup bagaimana Dia ?
...
Alam sediakan
Alam musnahkanAlam menimang nimang
Alam menghancurleburkan
...
Hukum Sebab Akibat adalah tepat
Perputaran siklus hidup takkan lumat
Hanya karena ' Kita coba rubah muka Rubah Kita '
Rabu Kliwon, 25 Agustus 2010 PM 12.15 LT
SINGGIH WIDODO
Senin, 23 Agustus 2010
.oleh Singgih Widodo pada 24 Agustus 2010 jam 10:42.
Bias cahaya setetes embun pagi penuhi sanubari
Terang..
Tak silaukan pandang dan tak timbulkan panas meradang
Teduh..
seteduh kanopi belantara Bumi, membekas di sanubari
Dingin..
sirami hati menapaki hari hari tanpa tinggi hati
...
Tetes embun pagi
menetes
merembes
Basahi relung hati
Bangkitan jiwa raga jajaki Dunia
tuk sempurnakan bekal terbang ke Nirwana
...
Embun pagi warnai pelangi hati
Hibur Sang Surya sapa cakrawala
Bukakan mata mata di Dunia
Mata mata pencari mata pencaharian dunia
Mata mata pemuja nikmat kehidupan fana
Dari fajar menyapa hingga malam kelam meraba
...
Setetes embun pagi
Biaskan cahaya fatamorgana Dunia
Sangat indah walau sekilas pandang mata
Laksana kita layari samudera kehidupan Dunia
Hanya sesaat dan susah tanggalkan cacat
Selasa, 24 Agustus 2010 AM 11.30 LT
SINGGIH WIDODO
Langganan:
Postingan (Atom)