BUSA KATA Adalah ungkapan sejati hati nurani. Tanpa ada kata cerca, hardik dan caci maki. Semua murni dari kata hati yang coba sinari hari hari. Semoga Terangi Hari ini , esok dan hari hari nanti... Amiin.
Mari Belajar 'Membaca Dan Menulis' Bersama sama
Mari 'Mengeja Dan Memahami Kata' Bersama sama
Semoga Bersama sama Kita Bisa
Amiin Yaa Robbalallamiin....
Mari 'Mengeja Dan Memahami Kata' Bersama sama
Semoga Bersama sama Kita Bisa
Amiin Yaa Robbalallamiin....
Sabtu, 27 November 2010
BUSA KATA 54
oleh Singgih Widodo pada 28 November 2010 jam 10:02
Aku makin jauh dari tahuku
Diantara Basah Hijau Padang Ilalang
Dan Segar basahnya pepohonan Rindang
Ada yang coba Bakar Lembab Semak Belukar
Dicobanya Apiku, demi puja Gila dia punya Tujuan
Biar Nyala Api makin kobarkan dendangan Dendam
...
Kata Sepatahku dipatahkan dan ditelan tanpa Pikiran
Mentah Mentah dikunyah Kataku, tanpa dicerna Makna
Dipikir Kataku Makanan Lezat yang bongsorkan badan
...
Heranku makin menjulang dan coba getarkan Perasaan
Nelangsaku terus kikis habis Kekokohan Kuda Kuda Jiwaku
Rasa Jiwa Ragaku serasa tanpa Rasa saat coba Rasakan
...
Bagaimana mungkin Api akan padam jika terus dikobarkan
Bagaimana mungkin Kita bersihkan diri tanpa Air tercukupi
Api dan segala jenis Api Pasti mati tersiram dingin Air Hati
Api dan segala jenis Api Tak akan Menjadi jika Kita kendali
Api dan segala jenis Api akan Berarti jika Kita Memahami
...
Api Mesti kita Kobarkan dalam Wujud Terang Cahaya
Api Mesti Kita Kebiri dalam Diri Biar Jadi Penuh Arti
Api Mesti Hangatkan Kita di Hidup Kehidupan Kita
...
Biar Hidup Terasa Lebih Hidup di Kehidupan Fana
Biar Hidup Kita Makin Hidup dengan Sesama
...
Apiku Apimu Api Kita Ciptakan Hangat Rasa
Rasa Bersaudara diantara Belantara Fana
Minggu, 28 Nopember 2010 AM 10.30 LT
SINGGIH WIDODO
Jumat, 26 November 2010
BUSA KATA 53
oleh Singgih Widodo pada 26 November 2010 jam 15:38
Jejak Berjenjang Aku dituntun Bayang
Bertahap langkahku padukan arah Tujuan
Setapak Sejengkal Akalku Kendalikan Haluan
Putar Otot Otak Kepala tuk terjang penghalang
Tuk Hadapi Himpitan Waktu dan Libasan Sang Ruang
...
Berjajar Beriringan Derap Kuda saling rapatkan Barisan
Mendengus menjejak kaki Kuda pijakkan Rasa Wibawa
Berbalut Tebal Kepul Debu Ibu Bumi Tanah Pertiwi
Dan berhiaskan lelehan Serpihan Hati Nurani
Iringi Diri Sejati cari sosok yang disegani
...
Riuh bergemuruh saat Hati temukan Diri
Rasa segala Rasa berjejal di rongga Dada
Warnai warna warni Hari saat Meniti Hari
Gelap pun Terbelah Terangnya Rasa Hati
Menyatu Jadikan Diri Sejati Berharga Diri
Teriring Roda Ruang Waktu Saling Kejar saling Pacu
Dan Coba Kendalikan Keseimbangan Putaran Ruang Waktu
Hingga Terwujud Hidup yang Makin Hidup di Kehidupan
Kini Dan Nanti...
Jum'at, 26 Nopember 2010 PM 04.30 LT
SINGGIH WIDODO
Selasa, 23 November 2010
Senin, 22 November 2010
Minggu, 21 November 2010
Sabtu, 20 November 2010
BUSA KATA 52
oleh Singgih Widodo pada 19 November 2010 jam 21:46
Kucoba Buka Tirai Tirai Pembatas Mimpi
Kutenggelamkan diri di Segara Hati
Kuhanyut dan lepas dari Perhiasan Diri
Kedalam Samudera Sejati Illahi Robbii
...
Hening Tikam Sepi diujung Hati Sanubari
Terang Terjang Kelam dicelah Hati Nurani
Aku Terdiam dan terkunci segala Kata Hati
Aku Menggigil berselimut Dingin Kotor Diri
Aku Gemetar
Aku Menggelepar
Aku Terlempar
Aku Tak Sadar
Tak Sadar Aku di Alam Bawah Sadarku
...
Sang Ruang Membuai Ketidaksadaranku
Sang Waktu Menimang manjakan istirahatku
Hingga datang padaku Cahya Terang Kemilau
Sambut Ketidakberdayaanku yang beku membeku
DihangatkanNya sekujur Tubuh Jiwa dan Ragaku
Dengan Api yang Bercahyakan Kemilau CahayaNYA
Terpaku Aku Tak Mampu lakukan apa yang Aku mampu
Aku Coba Bangun dan Berdiri di Alam Bawah Sadarku
Bersama CahyaNYA Aku dipandu untuk coba Berjalan
Setapak, Sehasta, Sejengkal coba langkah Kujejakkan
Ringan, Melayang, Rasa pijak pijak kaki Kua ayunkan
Belum genap langkah ketiga kuayun, ada Suara Gaduh
Dalam Sepersekian kedipan mata Suara itu makin riuh
...
Aku terbangun dari tak sadar dialam bawah sadarku
Dibangunkan Suara Gaduh Ibu Bumi Tanah Pertiwi
Merintih rintih minta supaya aku selalu menemani
Untuk Bersama sama habiskan Ruang Waktu
...
Singgih Widodo
Kamis, 18 Nopember 2010
Selasa, 16 November 2010
BUSA KATA 51
oleh Singgih Widodo pada 16 November 2010 jam 11:38
Diantara koar Camar menggelepar kena lempar
Diantara Terik Mentari bantu membuai mimpi mimpi
Dan Diantara Angin Sepoi Pendingin Hati Sanubari
Biji Kata Hatiku kucoba tanam ditaman Hati Nurani
Teduh meneduhkan dan Dingin mendinginkan
Serta Damai menentramkan segala gundah Rasa
(Insyaallah)
...
Jauh diantara kaki langit dan batas Samudera
Disana dicelah celah kerasnya cadas batu api Rasa
Dianku coba tetap tegarkan pancaran terang pijarnya
Meski berselimut dingin angin dan sepi segala bara rasa
Dianku menyala dengan gigil diri yang menusuk hati
Walau nyalanya tak seberapa, hangatnya membahana
Membekas didinding dinding pembatas Hati Sanubari
...
Dipuncak aku lihat lembah dan segalanya
Di Samudera kurasakan kedalaman Rasa
Dibalik Ketinggian dan Rendahnya Bumi
Geligir Hati terus dibayangi pijar Api
Yang Panasnya jadi terapi Diri Pribadi
Dan Sehatkan Jiwa Raga dari segala Lara didada
(Insyaallah)
...
Singgih Widodo, 16 Nopember 2010 AM 11.30 LT
Rabu, 10 November 2010
Senin, 08 November 2010
BUSA KATA 50
oleh Singgih Widodo pada 09 November 2010
Aku Luruh..
Jiwaku bergemuruh
Aku Terhenyak..
Ragaku tak mampu berbuat banyak
Aku Trenyuh..
Tanganku hanya mampu berbagi sedikit hasil peluh
...
Ibu Bumi Tanah Pertiwi terbaring tak sadarkan diri
Berselimut duka bertilamkan segala rasa Lara
...
Merapiku
Abumu Kelabu
Mentawaiku
Tsunamimu Sendu
Wasiorku
Hijaumu Berbalut Pilu
Dan Tanah lain Bumi Pertiwiku
Ramaikan luka yang terus menganga
Mengkristalkan segala rasa perih Ibu Bumi Tanah Pertiwi
...
Kupandang Langit, Makin Sempit
Kupandang Darat, Makin Pekat
Kupandang Laut, Makin Surut
Aku Nanar Kepala Berputar
Menggelepar Tak Sadar
Pingsan penuh Tangisan
...
WaktuNYA sadarkan aku
RuangNYA beriku peluang
Agar Alamku bisa Seimbang
Biar Air Mata tak terus bermata air
Dan biar Ibu Bumi Tanah Pertiwi Berseri seri
T A P I...
Kapan itu Terjadi ????
Kukembalikan pada Illahi Robbii
Semoga DIA beri Kebaikan Segalanya
Amiiin YRA
Selasa, 09 Nopember 2010 PM 12.50 LT
SINGGIH WIDODO
oleh Singgih Widodo pada 09 November 2010
Aku Luruh..
Jiwaku bergemuruh
Aku Terhenyak..
Ragaku tak mampu berbuat banyak
Aku Trenyuh..
Tanganku hanya mampu berbagi sedikit hasil peluh
...
Ibu Bumi Tanah Pertiwi terbaring tak sadarkan diri
Berselimut duka bertilamkan segala rasa Lara
...
Merapiku
Abumu Kelabu
Mentawaiku
Tsunamimu Sendu
Wasiorku
Hijaumu Berbalut Pilu
Dan Tanah lain Bumi Pertiwiku
Ramaikan luka yang terus menganga
Mengkristalkan segala rasa perih Ibu Bumi Tanah Pertiwi
...
Kupandang Langit, Makin Sempit
Kupandang Darat, Makin Pekat
Kupandang Laut, Makin Surut
Aku Nanar Kepala Berputar
Menggelepar Tak Sadar
Pingsan penuh Tangisan
...
WaktuNYA sadarkan aku
RuangNYA beriku peluang
Agar Alamku bisa Seimbang
Biar Air Mata tak terus bermata air
Dan biar Ibu Bumi Tanah Pertiwi Berseri seri
T A P I...
Kapan itu Terjadi ????
Kukembalikan pada Illahi Robbii
Semoga DIA beri Kebaikan Segalanya
Amiiin YRA
Selasa, 09 Nopember 2010 PM 12.50 LT
SINGGIH WIDODO
Minggu, 07 November 2010
Selasa, 02 November 2010
Senin, 01 November 2010
Ranting Cemara yg dulu menopang Dunia dari teriknya Surya
Kini..
Luruh Layu
Kotor Berdebu
Tak sanggup Hadapi Kata Hati Merapi
Jejak lari kaki membekas keras membatu
Teriring Tangis Pilu disudut sudut Ruang Waktu
Jadi Penghias Cantiknya Ibu Bumi Tanah Pertiwi...
( Saudaraku...Aku Yakin Deritamu Takkan Lama )6
Kini..
Luruh Layu
Kotor Berdebu
Tak sanggup Hadapi Kata Hati Merapi
Jejak lari kaki membekas keras membatu
Teriring Tangis Pilu disudut sudut Ruang Waktu
Jadi Penghias Cantiknya Ibu Bumi Tanah Pertiwi...
( Saudaraku...Aku Yakin Deritamu Takkan Lama )6
Langganan:
Postingan (Atom)