Ranting pagi menari nari bersama Kenari
Riang tandakan senang
Lihat Mentari bangun pagi tanpa bersedih hati
Sementara embun pagi diantara pucuk duri
Sesali diri tak sempat sapa Mentari pagi
......
Kuamati Mereka sambil nikmati kopi dicelah pagi..
BUSA KATA Adalah ungkapan sejati hati nurani. Tanpa ada kata cerca, hardik dan caci maki. Semua murni dari kata hati yang coba sinari hari hari. Semoga Terangi Hari ini , esok dan hari hari nanti... Amiin.
Mari Belajar 'Membaca Dan Menulis' Bersama sama
Mari 'Mengeja Dan Memahami Kata' Bersama sama
Semoga Bersama sama Kita Bisa
Amiin Yaa Robbalallamiin....
Mari 'Mengeja Dan Memahami Kata' Bersama sama
Semoga Bersama sama Kita Bisa
Amiin Yaa Robbalallamiin....
Rabu, 29 September 2010
Minggu, 26 September 2010
Sabtu, 25 September 2010
BUSA KATA 25
.oleh Singgih Widodo pada 15 September 2010 jam 13:24.
Pagi tinggalkan memerahnya Dini Hari
Kicau Kenari bantu Sang Mentari sibak Pagi
Embun Pagi merias diri berkaca pada Mentari
Tetes demi tetes dia sisiri bias pendaran Mentari
Indah menyilaukan tanpa timbulkan panas membakar
...
Tak jauh dari mataku arahkan pandang
Kunang dan Burung Hantu tidur saling berpangku
tak peduli hiruk pikuk gegap gempitanya Dunia fana
tak hiraukan deru nafas leher leher jenjang gapai angan
tak mau tahu dengan segala apa yang manusia inginkan
...
Saat Mentari berlari penuhi panggilan Hari
Sang Pemimpi tertawa tawa lebarkan muka
Sebarkan benih benih guna ramaikan Dunia
Demi majukan Peradapan agar lebih beradap
Demi usaha baluri hidup lebih hidup dikehidupan
Demi Terangnya Dunia dari titik sudut remangnya
...
Sementara itu, disisi sudut yang berbeda
Pandang mataku nanar jauh dari berbinar binar
Dibalik gelak tawa ria, ratap tangis duka menggema
Getarkan dinding dinding Rasa bagi Jiwa yang Berjiwa
Orang Berjiwa basahi muka dari air mata bermata air Rasa
...
Aku diam
Aku coba lihat lihat
apa yang ada disekitar kita
...
Alhamdulillah, Ternyata Saudaraku banyak yang Jiwanya Berjiwa
Rabu Legi, 15 September 2010 PM 02.00 LT
SINGGIH WIDODO
.oleh Singgih Widodo pada 15 September 2010 jam 13:24.
Pagi tinggalkan memerahnya Dini Hari
Kicau Kenari bantu Sang Mentari sibak Pagi
Embun Pagi merias diri berkaca pada Mentari
Tetes demi tetes dia sisiri bias pendaran Mentari
Indah menyilaukan tanpa timbulkan panas membakar
...
Tak jauh dari mataku arahkan pandang
Kunang dan Burung Hantu tidur saling berpangku
tak peduli hiruk pikuk gegap gempitanya Dunia fana
tak hiraukan deru nafas leher leher jenjang gapai angan
tak mau tahu dengan segala apa yang manusia inginkan
...
Saat Mentari berlari penuhi panggilan Hari
Sang Pemimpi tertawa tawa lebarkan muka
Sebarkan benih benih guna ramaikan Dunia
Demi majukan Peradapan agar lebih beradap
Demi usaha baluri hidup lebih hidup dikehidupan
Demi Terangnya Dunia dari titik sudut remangnya
...
Sementara itu, disisi sudut yang berbeda
Pandang mataku nanar jauh dari berbinar binar
Dibalik gelak tawa ria, ratap tangis duka menggema
Getarkan dinding dinding Rasa bagi Jiwa yang Berjiwa
Orang Berjiwa basahi muka dari air mata bermata air Rasa
...
Aku diam
Aku coba lihat lihat
apa yang ada disekitar kita
...
Alhamdulillah, Ternyata Saudaraku banyak yang Jiwanya Berjiwa
Rabu Legi, 15 September 2010 PM 02.00 LT
SINGGIH WIDODO
BUSA KATA 26
.oleh Singgih Widodo pada 17 September 2010 jam 16:55.Padi menguning tangkai menjuntai
Meluruhkan bulir bulir bernasnya
pada pagi yang ramah menyapa
Lalu menari diantara riuh Pipit bernyanyi
Anggun
Indah
Gemulai
Tariannya iringi simponi nyanyian hati
...
Kupandang langit cerah pagi diantara sela sela Padi
Kuhirup dalam dalam wanginya bau sekam
Dadaku kupenuhi bau sekam yang masih perawan
Segar
Damai
Tenang
Menyusup ke tulang belakang
Mengikat erat butir butir darahku
Jadikan satu hidupkan nafas nafas hidupku
...
Nafas yang gerakkan siklus kehidupan
Nafas yang bangkitkan jiwa terang
Nafas yang baluri hawa suci nadi
"Demi hidup lebih hidup"
Jum'at Pon, 17 September 2010 PM 05.30 LT
SINGGIH WIDODO
.oleh Singgih Widodo pada 17 September 2010 jam 16:55.Padi menguning tangkai menjuntai
Meluruhkan bulir bulir bernasnya
pada pagi yang ramah menyapa
Lalu menari diantara riuh Pipit bernyanyi
Anggun
Indah
Gemulai
Tariannya iringi simponi nyanyian hati
...
Kupandang langit cerah pagi diantara sela sela Padi
Kuhirup dalam dalam wanginya bau sekam
Dadaku kupenuhi bau sekam yang masih perawan
Segar
Damai
Tenang
Menyusup ke tulang belakang
Mengikat erat butir butir darahku
Jadikan satu hidupkan nafas nafas hidupku
...
Nafas yang gerakkan siklus kehidupan
Nafas yang bangkitkan jiwa terang
Nafas yang baluri hawa suci nadi
"Demi hidup lebih hidup"
Jum'at Pon, 17 September 2010 PM 05.30 LT
SINGGIH WIDODO
BUSA KATA 27
.oleh Singgih Widodo pada 18 September 2010 jam 13:03.Meniti hari dicelah pagi
Menyibak dedaunan hijau menguning Diantara Lebatnya Belantara Bumi
Kusingkap tabir rona Mentari yang tertutupi ranting kehidupan ini
Samar
Kupandang datar
Sepanjang garis jalan
hanya tampak ladang gersang
Menghadang.
Kontras dengan apa yang kurasa saat masih dalam belantara.
Heranku makin menjadi, namun segera kubungkam dengan sejuta tanya
tanya yang berporos
Pada hukum Sebab Akibat
"Kita Yang atur langkah, Kita sendiri yang harus bisa menerima akibat dari langkah kita"
"Kita yang memutar Hidup, Kita yang akan menerima akibat dari perputaran itu "
"Bukankah Adam turun ke Dunia karena Perbuatannya?"
...
Meski semua itu rahasia Yang Maha Kuasa
Kita harus mencoba belajar "Membacanya"
Salah baca tak apa apa
Tidak bisa membaca, Kita mau jadi apa??
Sabtu - 18 September 2010 PM 01.30 13:28:27
Singgih Widodo
.oleh Singgih Widodo pada 18 September 2010 jam 13:03.Meniti hari dicelah pagi
Menyibak dedaunan hijau menguning Diantara Lebatnya Belantara Bumi
Kusingkap tabir rona Mentari yang tertutupi ranting kehidupan ini
Samar
Kupandang datar
Sepanjang garis jalan
hanya tampak ladang gersang
Menghadang.
Kontras dengan apa yang kurasa saat masih dalam belantara.
Heranku makin menjadi, namun segera kubungkam dengan sejuta tanya
tanya yang berporos
Pada hukum Sebab Akibat
"Kita Yang atur langkah, Kita sendiri yang harus bisa menerima akibat dari langkah kita"
"Kita yang memutar Hidup, Kita yang akan menerima akibat dari perputaran itu "
"Bukankah Adam turun ke Dunia karena Perbuatannya?"
...
Meski semua itu rahasia Yang Maha Kuasa
Kita harus mencoba belajar "Membacanya"
Salah baca tak apa apa
Tidak bisa membaca, Kita mau jadi apa??
Sabtu - 18 September 2010 PM 01.30 13:28:27
Singgih Widodo
BUSA KATA 28
.oleh Singgih Widodo pada 21 September 2010 jam 16:02.Bismillahirrahmanirrahiim...
01."Gerak Sejurus Menebas Bayangan"
Ambil Hawa satukan Jiwa
Penuhi rongga dada
Buang segala rasa
02."Sejurus Berputar Tikam Bayangan"
Baluri diri Hawa Murni Sejati
Dari pusara diri
03."Kuatkan Lengan , Cengkeram Bayangan"
Hawa murni aliri urat urat nadi
Membakar rasa kosongkan indera
04."Kuda Kuda Sempurna, Hentakkan Bayangan"
Satukan hawa dalam padunya tekat membaja
05."Berguling Menggulung Bayangan"
Tahan nafas dalam sekedip mata
Satukan tenaga pada Pusara
06."Bersila Sempurna Mendekap Asa"
Sugestikan Diri Menyatu pada Illahi
Baca Segala Puja Puji Illahi Robbii
Alhamdulillahirrobbil"allamiin...
Semoga Busa Kataku mampu sinari Hidup Kehidupan Saudara Saudariku...
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Selasa ,21 September 2010 AM 10.45 LT
.oleh Singgih Widodo pada 21 September 2010 jam 16:02.Bismillahirrahmanirrahiim...
01."Gerak Sejurus Menebas Bayangan"
Ambil Hawa satukan Jiwa
Penuhi rongga dada
Buang segala rasa
02."Sejurus Berputar Tikam Bayangan"
Baluri diri Hawa Murni Sejati
Dari pusara diri
03."Kuatkan Lengan , Cengkeram Bayangan"
Hawa murni aliri urat urat nadi
Membakar rasa kosongkan indera
04."Kuda Kuda Sempurna, Hentakkan Bayangan"
Satukan hawa dalam padunya tekat membaja
05."Berguling Menggulung Bayangan"
Tahan nafas dalam sekedip mata
Satukan tenaga pada Pusara
06."Bersila Sempurna Mendekap Asa"
Sugestikan Diri Menyatu pada Illahi
Baca Segala Puja Puji Illahi Robbii
Alhamdulillahirrobbil"allamiin...
Semoga Busa Kataku mampu sinari Hidup Kehidupan Saudara Saudariku...
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Selasa ,21 September 2010 AM 10.45 LT
BUSA KATA 29
.oleh Singgih Widodo pada 23 September 2010 jam 10:27.
Aku ikuti
Dibilang "mbebeki"
Aku lama menghilang
Dibilang Sang Pecundang
Aku dekati sekali lagi dan lagi
Dibilang Aku sangat lebay sekali
...
Hahaahaaahaaaa
...
Aku penasaran
Kucerminkan mukaku
Cermin datarku beriku tahu
Lihat Rambutmu
Mulai malas dengan warna hitam
Lihat Jidatmu
Suka meniru muka jeruk Purut
Lihat Matamu
Mulai senang berkunang kunang
Cermati Mulutmu
Jagalah dari kata berbusa tanpa makna
...
Kagetku bukan alang kepalang
"Beraninya Kau berkata begitu..!" geramku
Belum sempat melampiaskan hawa panasku
Dari belakang Ibu datang dan bilang :
" Tidak perlu lama bercermin, Cepat basuh mukamu "
" Antar Ibu ke Makam Kakek, Nenek dan Saudaramu "
" Sudah saatnya Kita memahami Keberadaannya, anakku"
...
Aku
Ikuti apa kata Ibu
Biar tidak dibilang "mbebeki" lagi
Aku
Pahami kata kata Ibu
Biar aku tahu hidup Sejatiku
...
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
...
Kamis Wage, 23 September 2010 AM 11.00 LT
SINGGIH WIDODO
Aku ikuti
Dibilang "mbebeki"
Aku lama menghilang
Dibilang Sang Pecundang
Aku dekati sekali lagi dan lagi
Dibilang Aku sangat lebay sekali
...
Hahaahaaahaaaa
...
Aku penasaran
Kucerminkan mukaku
Cermin datarku beriku tahu
Lihat Rambutmu
Mulai malas dengan warna hitam
Lihat Jidatmu
Suka meniru muka jeruk Purut
Lihat Matamu
Mulai senang berkunang kunang
Cermati Mulutmu
Jagalah dari kata berbusa tanpa makna
...
Kagetku bukan alang kepalang
"Beraninya Kau berkata begitu..!" geramku
Belum sempat melampiaskan hawa panasku
Dari belakang Ibu datang dan bilang :
" Tidak perlu lama bercermin, Cepat basuh mukamu "
" Antar Ibu ke Makam Kakek, Nenek dan Saudaramu "
" Sudah saatnya Kita memahami Keberadaannya, anakku"
...
Aku
Ikuti apa kata Ibu
Biar tidak dibilang "mbebeki" lagi
Aku
Pahami kata kata Ibu
Biar aku tahu hidup Sejatiku
...
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ibu
...
Kamis Wage, 23 September 2010 AM 11.00 LT
SINGGIH WIDODO
Jumat, 17 September 2010
Pada siang kubenturkan wajahku pada Mentari
Hangatnya melumuri nadi tembus ke hati
...
Pada malam kudekatkan mukaku pada Rembulan
Dingin segarkan pikiran
...
Pada Bintang aku hanya mampu memegang
Meski bukan panas meradang, Kerlap kerlipnya menyilaukan
...
Diantara gelap terang aku kan coba terus lanjutkan jalan
Demi isi ruang waktuku...
Hangatnya melumuri nadi tembus ke hati
...
Pada malam kudekatkan mukaku pada Rembulan
Dingin segarkan pikiran
...
Pada Bintang aku hanya mampu memegang
Meski bukan panas meradang, Kerlap kerlipnya menyilaukan
...
Diantara gelap terang aku kan coba terus lanjutkan jalan
Demi isi ruang waktuku...
Selasa, 14 September 2010
BUSA KATA 24
.oleh Singgih Widodo pada 12 September 2010 jam 20:42.
Bersama angin meniup Pinus menebar angan
Segarkan pikiran petik hikmah kehidupan
...
Angin sepoi ajak embun nikmati pagi
Ramah menyapa belai rambut kepala dini hari dinginkan hati
...
Dipuncak bukit bertengger Sang Elang perkasa
Tajam pandang matanya pancarkan sinar lentera
Sinar Kuasa dari tonggak Daerah wibawanya
Kokoh cengkeram panji panji peradapan manusia
...
Bertahap arus air kemuara
Deras mengikat butir butir sedimen kehidupan
Susun endapan hati ciptakan Delta di Muara Jiwa
Harapkan tumbuh lebatnya belantara peneduh rasa
...
Minggu, 12 September 2010
Singgih Widodo
.oleh Singgih Widodo pada 12 September 2010 jam 20:42.
Bersama angin meniup Pinus menebar angan
Segarkan pikiran petik hikmah kehidupan
...
Angin sepoi ajak embun nikmati pagi
Ramah menyapa belai rambut kepala dini hari dinginkan hati
...
Dipuncak bukit bertengger Sang Elang perkasa
Tajam pandang matanya pancarkan sinar lentera
Sinar Kuasa dari tonggak Daerah wibawanya
Kokoh cengkeram panji panji peradapan manusia
...
Bertahap arus air kemuara
Deras mengikat butir butir sedimen kehidupan
Susun endapan hati ciptakan Delta di Muara Jiwa
Harapkan tumbuh lebatnya belantara peneduh rasa
...
Minggu, 12 September 2010
Singgih Widodo
BUSA KATA 23
.oleh Singgih Widodo pada 08 September 2010 jam 12:59.
Mengendap
Sendirian
Perlahan
Coba selami riuhnya arus Kehidupan
...
Menepi
Beriringan
Sejalan
Padukan warna warni sedimen Kehidupan
...
Lekat Ragaku
Melekat erat bak endapan sedimen hidup Kehidupan
Masin Jiwaku
Berbau tajam sejajarkan bau masinnya Kehidupan
Asin Rasaku
Rasa Garam Muara Pantai Samudera Rasa
...
Dan
Aku coba pisahkan ilalang diantara hamparan menguningnya padi sekam
...
Semoga Lekat Ragaku dijauhkan dari ranjau tunas akar akar ilalang
Semoga Masin Jiwaku mampu baluri wanginya hidup kehidupan sesamaku
Semoga Asin Rasaku tak hambarkan semua rasa hidup kehidupan sesamaku
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Rabu Wage, 08 09 10 : PM 01.30 LT
SINGGIH WIDODO
.oleh Singgih Widodo pada 08 September 2010 jam 12:59.
Mengendap
Sendirian
Perlahan
Coba selami riuhnya arus Kehidupan
...
Menepi
Beriringan
Sejalan
Padukan warna warni sedimen Kehidupan
...
Lekat Ragaku
Melekat erat bak endapan sedimen hidup Kehidupan
Masin Jiwaku
Berbau tajam sejajarkan bau masinnya Kehidupan
Asin Rasaku
Rasa Garam Muara Pantai Samudera Rasa
...
Dan
Aku coba pisahkan ilalang diantara hamparan menguningnya padi sekam
...
Semoga Lekat Ragaku dijauhkan dari ranjau tunas akar akar ilalang
Semoga Masin Jiwaku mampu baluri wanginya hidup kehidupan sesamaku
Semoga Asin Rasaku tak hambarkan semua rasa hidup kehidupan sesamaku
Amiiin Yaa Robbal'allamiin...
Rabu Wage, 08 09 10 : PM 01.30 LT
SINGGIH WIDODO
Rabu, 08 September 2010
Langganan:
Postingan (Atom)